REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Seorang anggota jamaah haji berasal dari Kota Surakarta, Jawa Tengah, yang tergabung kelompok terbang tiga meninggal dunia di dalam pesawat saat perjalanan pulang ke Tanah Air, Selasa.
R Soewarso bin Darmo Wiyono ( 80), warga RT 1 RW 1 Karangasem, Laweyan, Kota Surakarta itu diketahui meninggal di pesawat saat perjalanan pulang ke Surakarta, sekitar pukul 01.05 Waktu Arab Saudi.
Jenazahnya yang sudah terbungkus di kantung mayat tersebut setibanya di Bandara Adi Soemarmo Surakarta, pukul 15.37 WIB, langsung dibawa dengan ambulans menuju Asrama Haji Donohudan, Boyolali.
Jenazah diserahkan oleh Wakil Ketua Panitia Penyelenggaraan Ibadah Haji (PPIH) Debarkasi Surakarta, Sigit Warsito, kepada pihak keluarga almarhum. Jenzahnya kemudian dibawa pulang ke rumah duka untuk dimakamkan.
Menurut dokter kloter tiga Kota Surakarta, dr. Retnowati, pesawat yang ditumpangi rombongan haji itu berangkat dari Bandara King Abdul Aziz Arab Saudi, Senin (22/11) sekitar pukul 10.15 WAS.
Setelah pesawat mengudara sekitar dua jam atau pada pukul 01.05 WAS, Soewarso diketahui meninggal di tempat duduknya oleh pihak keluarga yang mendampingi pasien. "Kami saat memeriksa pasien kondisinya sudah meninggal, sehingga kami tidak sempat melakukan menanganan medis," katanya.
Padahal,kata dia, kondisi pasien saat masuk kamar mandi di dalam pesawat masih sehat dan dia kemudian duduk selama beberapa saat. Pihaknya kemudian memberitahu keluarganya bahwa pasien sudah meninggal.
Ia menjelaskan, pasien itu mempunyai riwayat penyakit TBC paru yang kronis pada 30 tahun lalu. Pasien sebelum terbang sudah diperiksa kesehatannya dan layak ikut penerbangan itu.
"Dia memang membawa obat-obatan dari dokter, jika stoknya habis mereka menghubungi saya meminta obat yang diperlukan untuk diminum," katanya.
Ia menjelaskan, rombongan haji kloter tiga tersebut yang selama sehari tertunda penerbangannya kemungkinan dapat memengaruhi kondisi pasien.
Pasien, katanya, kemungkinan kelelahan menunggu di bandara setempat sehingga kondisinya menurun.
Apalagi, katanya, pasien itu tidak mau makan dan hanya minum susu relatif sedikit yang membuat kondisi kesehatan menurun.
"Kami sudah menyediakan susu untuk pasien yang tidak mau makan," katanya.
Jamaah yang meninggal tersebut, katanya, jenazahnya dibungkus dengan kantung mayat oleh awak pesawat, tetapi posisinya tetap di tempat duduk.
"Jenazah sudah dapat ditangani dan tidak mengganggu kesehatan jamaah lainnya. Sehingga, pesawat saat tiba di bandara di Batam, jenazah tetap dibawa dan melanjutkan perjalanan ke Surakarta," katanya.
Setelah pesawat mendarat di Batam, katanya, pihaknya kemudian melaporkan kepada petugas PPIH setempat untuk menyampaikan kabar kepada petugas di Surakarta bahwa ada seorang anggota jamaah itu meninggal di pesawat.