REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH–-Khadam Dua Haramain (Presiden Urusan Dua Masjid Suci) menyerahkan kiswah baru Ka’bah kepada Wali Masjidil Haram pada 1 Dzulhijah 1431 H. Kiswah baru akan diselubungkan pada Ka’bah pada 9 Dzulhijah, menggantikan Kiswah lama.
‘’Kiswah dibuat selama delapan bulan. Setahun hanya memproduksi satu,’’ ujar Khamis Al-Zahrani, kepala humas Masna’ul Kiswah, Ahad (7/11).
Untuk membuat kiswah, Masna’ul Kiswah mempekerjakan 220 orang. Kiswah dibuat dari benang sutra asli sebanyak 670 kilogram dengan biaya mencapai Rp 50 miliar. ‘’Benang sutra didatangkan dari berbagai negara, seperti Italia dan Cina,’’ jelas Al-Zahrani.
Kiswah setinggi 14 meter itu terdiri dari 47 potong yang disambung-sambung. Bagian dua rukun lebarnya 10,78 meter, bagian Multazam selebar 12,5 meter, bagian Hajar Aswad 10,5 meter, dan bagian Bab Ibrahim 13 meter. Di kain kiswah itu disulamkan benang emas 20-25 karat dan benang perak di kaligrafi Quran. Ada beberapa surat yang disulamkan, di antaranya Surat Yasin, Surat Fatihah, Ayat Kursi.
Arab Saudi mulai merencanakan pembuatan sendiri kiswah pada Muharam 1346 H di zaman Al-Malik Abdul Aziz bin Abdul Rahman Al-Saud. Sebelumnya kiswah dibuat di beberapa negara, seperti India dan Mesir. Kiswah luar berwarna hitam dengan lapisan berwarna putih di bagian dalamnya, kiswah di dalam Ka’bah berwarna hijau. Pada 7 Rabi’ul Akhir 1397 H, ketika Khadam Dua Haramain, Al-Malik Fahd bin Abdul Aziz menjadi perdana menteri dibangunlah gedung Masna’ul Kiswah di Ummul Joud.
Bertahun-tahun kain kiswah dibuat dengan alat tenun bukan mesin. Sejak 30 tahun lalu, kain kiswah telah dibuat menggunakan mesin dengan kemampuan 9.986 benang per meternya. Sebelum memakai mesin, pembuatan kiswah memakan waktu delapan bulan. ‘’Dengan mesin, pembuatan kiswah selesai dalam waktu lima bulan,’’ jelas Al-Zahrani.