REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Umat Islam belum memberikan kontribusi secara maksimal terhadap perekonomian Indonesia. Hanya 13,3 persen kaum Muslim yang bergerak di sektor perekonomian atau dengan kata lain 86,7 persen umat belum menyentuh kegiatan perekonomian.
Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI), Ahmad Abbas memaparkan, dari Rp 5.600 triliun nilai perekonomian bangsa kurang dari 20 persen yang berputar di kalangan umat.
''Hal ini menunjukkan umat Islam belum memberikan kontribusi secara maksimal sesuai porsinya,'' tutur Ahmad di sela Diskusi Pemberdayaan Umat di Jakarta, Rabu (13/10).
Karena itu MUI saat ini sedang mencari konsep untuk melakukan pemberdayaan umat. Konsep ini nantinya akan disebarkan ke organisasi masyarakat Muslim dan juga non-Muslim. Ormas Islam dikatakan akan duduk bersama untuk menyusun konsep dalam memberdayakan ekonomi umat dan juga masyarakat Indonesia.
''Jika seluruh umat Islam berkontribusi di bidang perekonomian maka Indonesia akan lebih maju,'' tutur Ahmad. Bahkan dipredikasi jika 100 persen umat Muslim berkecimpung di perekonomian, maka Indonesia bisa menjadi negara terkaya keempat di dunia.
Selain itu dipaparkan juga bahwa pengusaha Muslim banyak di lapisan bawah. ''Jarang pengusaha Muslim yang berada di lapisan menengah apalagi di lapisan atas,'' kata Ahmad. Faktor ini juga yang menggerakkan MUI untuk merumuskan peta masalah yang menyebabkan pengusaha Muslim banyak di lapisan bawah.
Saat ini jika diibaratkan gambar jumlah dari jenjang bawah hingga atas seperti bentuk piramida di mana bagian bawah menggambarkan jumlah pengusaha kelas bawah. ''Gambar inilah yang akan diusahakan untuk diubah menjadi bentuk belah ketupat di mana pengusaha kelas menengah jumlahnya terbanyak,'' tambah Ahmad.
Berdasarkan data yang dihimpun MUI, jumlah pengusaha kelas bawah mencapai 99,05 persen dari total jumlah pengusaha. Sementara pengusaha kelas menengah sebanyak 0,4 persen, sedangkan pengusaha kelas atas hanya mengambil porsi 0,1 persen.
Dan pada kenyataannya, ditambahkan Ahmad, pengusaha Muslim yang menduduki sepuluh pengusaha terkaya di Indonesia hanya satu orang. Harapannya dengan pemberdayaan ekonomi yang sedang dirumuskan konsepnya oleh MUI ini, bisa meningkatkan kelas pengusaha dari kecil ke menengah dan dari menengah menjadi atas.