REPUBLIKA.CO.ID,PRISTINA--Sekitar seribu orang turun ke jalan-jalan di Ibukota Kosovo, Pristina, memprotes larangan memakai jilbab di sekolah-sekolah umum yang diberlakukan pemerintah. ''Kami meminta larangan ini dicabut secepat mungkin,'' seru seorang wakil dari demonstran, Bujar Xhikoti.
Demonstran mengancam akan menggelar aksi yang lebih besar jika larangan memakai jilbab itu tidak dicabut. Para demonstran meminta Perdana Menteri Hashim Thaci tidak berlaku diskriminatif terhadap warga Muslim. Para pengunjuk rasa juga menuntut agar pemerintah mengizinkan penggunaan simbol-simbol agama di sekolah.
Beberapa demonstran membawa spanduk yang bertuliskan, ''Hentikan Diskriminasi'' dan ''Selubung pikiran, bukan kepala''. Sebuah spanduk besar juga dibentangkan yang bertuliskan, '' Ya untuk Republik Demokratik Kosovo, Bukan untuk Kediktatoran Kosovo Anti-Islam''.
Konstitusi Kosovo menjamin kebebasan beragama. Otoritas pendidikan setempat telah melarang pemakaian simbol-simbol agama di sekolah termasuk larangan bagi pemakaian jilbab. Akibat larangan tersebut, baru-baru ini, seorang gadis berusia 16 tahun diskors dari sekolahnya karena memakai jilbab. Mayoritas atau 90 persen dari dua juta penduduk Kosovo adalah etnis Albania Muslim.