REPUBLIKA.CO.ID,MALANG--Jamaah calon haji yang berisiko tinggi asal Kota Malang, Jawa Timur, tetap diberangkatkan ke Tanah Suci dengan pendampingan dokter dan paramedis secara maksimal.
Kepala Kementerian Agama (Kemnag) Kota Malang M Chomsin, Sabtu, mengatakan, meski calon haji (calhaj) bersangkutan berisiko tinggi mereka tetap diberangkatkan karena Kemnag Kota Malng tidak mempunyai kewenangan untuk menunda keberangkatan mereka ke Tanah Suci Mekkah.
"Hanya saja kami harus menyiapkan tenaga medis secara memadai untuk mendampingi seluruh calhaj termasuk yang berisiko tinggi, bahkan calhaj yang dalam kondisi sakit pun juga tetap diberangkatkan," tegasnya.
Jika nanti ada calhaj yang sakit dan harus ditandu atau menggunakan kursi roda, katanya, akan tetap diberangkatkan dan biasanya ada keluarga atau saudara yang mendampingi. Ia mengemukakan, calhaj yang berangkat tahun 2010 dari Kota Malang sebanyak 1.331 orang, yang dinyatakan berisiko tinggi karena usia sebanyak 399 orang.
Selain adanya pendampingan tenaga medis yang memadai, katanya, alasan tetap diberangkatkannya calhaj risti tersebut juga adanya kemauan dan keinginan para calhaj yang tidak bisa dicegah, yakni ibadah haji adalah suatu panggilan.
Sehingga, lanjutnya, ketika sudah masuk kuota dan harus berangkat sesuai gilirannya, keinginan itu tidak bisa dicegah, bahkan ada calhaj yang ingin meninggal di Mekkah. "Kalua sudah menjadi keinginan pribadi calhaj, kami tidak bisa mencegah," tegasnya.
Setiap kloter, para calhaj tersebut masing-masing didampingi oleh seorang dokter dan tiga tenaga medis lainnya (perawat).
Calhaj asal Kota Malnag terbagi menjadi tiga kelompok terbang (kloter) dan mereka akan diberangkatkan secara bergelombang pada tanggal 5 November yang dilepas Wali Kota Malang Peni Suparto di areal Lapangan Rampal.