REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Kodja Mimar Sinan adalah salah satu arsitek terbesar di zaman Dinasti Turki Utsmani (Ottoman). Dia merupakan arsitek kepala dan insinyur teknik sipil pada Kesultanan mulai dari 1538 hingga 1588 M. Dia mendedikasikan dirinya untuk membangun kota Istanbul di bawah empat era kepemimpinan sultan, yakni: Salim I, Sulaiman I, Salim II, dan Murad III.
Sinan terlahir pada 15 April 1489 M di sebuah kota bernama Agirnas (sekarang Mimarsinakoy) terletak di Anatolia - dekat Kayseri sebuah provinsi yang dikuasai Sultan Salim II. Saat lahir, dia menganut agama Kristen. Salah satu impian Sinan muda adalah bersekolah di Imperial Enderun College yang terdapat di Istana Topkapi.
Namun, cita-citanya itu tak pernah kesampaian, karena Sinan tak diterima di sekolah itu. Semangat belajarnya yang begitu tinggi mengantarkannya ke Ibrahim Pasha School yang dikelola Grand Vizier Ibrahim Pasa. Kemungkinan, dia memeluk agama Islam dan mendapat nama Sinan saat studi di sekolah itu.
Awalnya dia menimba ilmu perkayuan dan matematika. Otaknya yang encer serta ambisinya yang besar membuatnya dipercaya sebagai asisten seorang arsitek terkemuka. Dari arsitek itulah, dia banyak menimba ilmu. Berbilang tiga tahun, dia telah menjadi seorang arsitek yang berbakat dan terampil. Pada saat yang bersamaan, Sinan mengikuti latihan wajib militer di Kesultanan Ustmani selama enam tahun.
Ketika Aelebi Latfi Pasha menjadi Grand Vizier pada 1539 M, Sinan diangkat menjadi arsitek di Istanbul. Inilah awal kariernya sebagai arsitek sebenarnya. Tugas utama yang harus diembannya adalah mengawasi pembangunan dan masuknya barang-barang di Kesultanan. Selain itu, Sinan juga bertanggung jawab untuk mendesain dan membangun sarana publik seperti, jalan, irigasi atau saluran air, dan jembatan. Kewenangannya semakin besar setelah diangkat menjadi ketua arsitek istana.
Di awal kariernya sebagai arsitek, Sinan banyak berhubungan dengan pembangunan arsitektur kubah tradisional. Dia lalu mulai bereksperimen dengan desain dan teknik struktur kubah tunggal dan banyak kubah. Sejak itu, Sinan juga mulai mengembangkan serangkaian kubah yang bervariasi.
Sinan tutup usia pada 17 Juli 1588 M. Setengah abad masa hidupnya diabdikan untuk dunia arsitektur Islam. Tak kurang, sebanyak 476 bangunan telah dibuatnya. Sebuah pencapaian yang begitu luar biasa. Meski karya-karyanya telah berumur hampir lima abad, namun tak kurang dari 196 bangunan yang dibangun dan disupervisinya masih tetap eksis hingga saat ini.
Dari 476 bangunan yang dibangunnya itu terdiri dari, 94 bangunan masjid besar, 57 gedung sekolah, 52 bangunan masjid kecil, 48 tempat pemandian, 35 istana, 22 makam, 20 caravanserai, 17 dapur umum, delapan jembatan, delapan gudang penyimpanan, tujuh madrasah, enam pengatur air, dan tiga rumah sakit. Karyanya yang paling terkenal adalah Masjid Suleiman di Istanbul. Ada pula Masjid Selimiye di Edirne, dan Masjid Banya Bashi di Sofia, Bulgaria.