REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Pemerintah Israel telah menanamkan rasa kebencian di dalam diri anak-anak setempat. Mereka sejak kecil diajarkan untuk memandang superior bangsa Yahudi dan, pada saat yang sama, merendahkan bangsa Arab dan umumnya non-Yahudi (gentile).
Pernyataan itu disampaikan seorang mahasiswa doktoral Hamburg University, Hadas Emma Kedar. Kepada TRT dalam sesi acara "Palestine Talks", aktivis kemanusiaan itu menuturkan pengalamannya saat dahulu menempuh pendidikan dasar di Israel.
Menurut Kedar, sekolah-sekolah Israel mendoktrin anak-anak agar mereka memandang orang Arab sebagai musuh. Bahkan, kenangnya, sewaktu dirinya masih kecil ia sangat takut mendengar warga Israel yang berbangsa Arab berbicara dalam bahasa Arab. Sebab, mereka dikiranya sebagai musuh dan orang jahat.
Kedir kecil dibesarkan di sebuah kota di Israel bagian utara. Dirinya dahulu termasuk murid yang berprestasi di sekolah.
Menurut Kedar, doktrinisasi membenci orang Arab terus berlangsung hingga di sekolah menengah atas (SMA). Murid-murid juga diajarkan tentang sejarah Yahudi yang "tak terbatas" di Timur Tengah, sedangkan orang-orang Arab seperti tak memiliki sejarah.
"Saya bahkan tidak ingat pernah menggunakan kata Palestina di sekolah. Orang Arab ada di sana dan mereka selalu berada dalam konteks sebagai musuh," ujar Kedar saat diwawancarai media TRT, dikutip Republika dari laman TRT World, Selasa (15/7/2025).
View this post on Instagram