REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Rasulullah SAW dan orang-orang terdahulu pernah melihat hal yang tiada.
Guru Besar Ilmu Al-Quran, Quraish Shihab, mengatakan pertemuan itu tidak dapat dianalisa dengan rasio.
Sering terdengar sufi bertemu dengan Nabi Khidir. “Itu benar terjadi,” ungkapnya dalam acara 40 hari mengenang kematian Hasri Ainun Habibie, di Kompleks Perumahan Patra Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (29/6).
Quraish mengatakan, hal itu terjadi karena dimensi keduniaan seseorang didominasi dimensi ukhrawi. Syaratnya, jelas dia, seseorang harus peka dan pernah bertemu dengan orang yang sudah meninggal. Semakin peka semakin mudah menjalin hubungan dengan yang sudah meninggal dunia. “Boleh jadi singkat, tapi mendalam, sehingga terkenang sampai tua,” tuturnya.
Quraish mencontohkan, Rasulullah pernah menangis di makam ibunya. “Dia hanya sebentar bertemu,” ungkapnya. Namun demikian, dia pusara ibunya itu, Rasulullah menangis kencang. Saking kencangnya, shahabat Umar Bin Khatab merasa takut, karena biasanya tidak seperti itu Rasulullah menangis.
Saat mengunjungi Makkah, Rasulullah mencari rumah-rumah yang pernah dikunjungi ibunya. Dia juga mencari rumah-rumah yang pernah dikunjungi istri pertamanya, Khadijah.
Pernah suatu ketika, Aisyah cemburu bertanya-tanya kenapa suaminya terus mengenang istri yang telah tiada. Sementara, Aisyah sendiri adalah istri Rasulullah yang masih hidup. Rasulullah marah mendengar pernyataan itu.
Intinya, jelas Quraish, akal tidak bisa menyatukan dua hal berbeda. Sementara rasa bisa menyatukan antara yang ada dengan yang tiada, antara yang membenci dengan yang merindu.
Sebelumnya, Mantan Presiden Indonesia Ketiga, Habibie, mengaku melihat istrinya, Hasri Ainun Habibie memakai mukena dan mau shalat zuhur berjamaah dengannya. Hal itu membuat Habibie menangis selama 20 menit di rumahnya, Komples Perumahan Patra Kuningan, Jakarta Selatan.