Ahad 13 May 2018 11:25 WIB

Fatayat NU Jatim: Ada yang tidak Ingin Indonesia Damai

Fatayat NU mengutuk keras dan menyesalkan serangan bom di tiga gereja di Surabaya.

Rep: Wilda Fizriyani / Red: Reiny Dwinanda
Pasukan Brimob memasang garis polisi di sekitar Gereja Santa Maria akibat serangan bom, Ahad (13/5).
Foto: Trisnadi/AP
Pasukan Brimob memasang garis polisi di sekitar Gereja Santa Maria akibat serangan bom, Ahad (13/5).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- PW Fatayat NU Jatim mengutuk keras dan menyesalkan serangan brutal bom di beberapa gereja di Surabaya. Ketua PW Fatayat NU Jatim, Hikmah Bafaqih, berharap masyarakat tetap tenang dan menjaga kebersamaan antarumat yang selama ini sudah terjaga dengan baik.

"Mari percayakan penyelesaian kasus ini kepada aparat penegak hukum," kata Hikmah melalui keterangan resmi yang diterima Republika.co.id, Ahad (13/5).

Hikmah menerangkan, kasus tersebut membuat harmoni sosial yang selama ini cukup terjaga di Jawa Timur sedang diuji oleh mereka yang berpikiran sempit. Dengan kata lain, ada yang tidak ingin Indonesia damai dan kondusif.

Hikmah pun menyampaikan duka yg sedalam-dalamnya kepada korban dan keluarga yang terkenan musibah tersebut. "Semoga mereka tetap diberikan kesabaran dan ketabahan dalam menghadapi musibah ini," kata dia.

Dia juga berharap, kasus ini menjadi titik balik penting bagi seluruh masyarakat Jatim untuk meningkatkan kewaspadaan. Dalam hal ini dengan membangun early warning system atas kejadian radikal ekstrem berbasis kearifan lokal. Di sisi lain juga harus tetap menguatkan kebersamaan dan komunikasi aktif antarumat beragama.

Ledakan bom terjadi di tiga gereja di Surabaya, Ahad (13/5) pagi. Akibat ledakan ini, sembilan orang meninggal dunia dan 50 orang mengalami luka.

Ledakan pertama terjadi di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela, Jalan Ngagel Madya Utara. Kedua, di Gereja Kristen Indonesia, Jalan Diponegoro 146. Selanjutnya, ledakan juga terjadi di Gerejakosta Pusat Surabaya (GPPS), Jalan Arjuna Surabaya.

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement