Senin 24 Jul 2017 16:15 WIB
Belajar Kitab

Ribuan Peserta Ikuti Lomba Baca Kitab Kuning

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Agung Sasongko
Kitab Kuning
Foto: Antara
Kitab Kuning

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Sebanyak 1252 peserta yang berasal dari perwakilan pondok pesantren dari 27 Kota dan Kabupaten se-Jawa Barat ikut serta dalam Musabaqoh Qiraatil Kutub (MQK) IV tingkat Jawa Barat tahun 2017. Mereka akan mengikuti lomba membaca kitab kuning yang diselenggarakan dari tanggal 22 - 27 Juli 2017.

Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menilai lomba semacam ini sangat positif. Sehingga melatih kemampuan bahasa arab dalam membaca dan menerjemahkan kitab.

"Tentu ini kegiatan yang sangat baik dan bermanfaat karena merangsang dan mendorong para santri untuk punya kemampuan membaca kitab gundul sekaligus bisa bahasa arab," kata Aher seperti dalam rilis yang diterima Republika Senin (24/7).

Menurut Aher, diadakannya MQK IV ini akan mendorong dan meningkatkan perhatian serta kecintaan para santri terhadap kitab kuning, mendalami pengetahuan agama islam dari kitab kuning, mempererat silaturahmi antar pesantren dan mencetak ulama-ulama baru.

"Ini diharapkan mencetak generasi pondok pesantren yang baik dan mampu membaca dan memahami kitab kuning maka terjagalah agama dari penyimpangan-penyimpangan yang salah termasuk faham radikal," ujarnya.

Pemenang pada MQK IV ini akan mewakili Jabar ke tingkat nasional yang akan diselenggarakan pada 22 Oktober 2017mendatang di Jepara.

Para peserta akan bermusabaqoh selama enam hari. Mereka akan mengikuti lomba baca kitab kuning, lomba debat bahasa arab dan inggris serta lomba kesenian yang akan dinilai oleh 150 orang hakim dan 90 orang panitera.

"Acara ini sangat bermanfaat dan harus menjadi agenda tahunan Pemprov Jabar dan Kanwil Kemenag jabar," ucap Aher.

Aher mengungkapkan, membaca kitab kuning erat kaitannya dengan cara memahami agama dengan benar. Sebab, kitab-kitab klasik yang dibaca tersebut adalah kandungan ajaran islam yang disampaikan mulai dari Rasulullah, para ulama hingga kepada masyarakat saat ini.

"Inilah yang sangat penting dari kitab kuning karena itulah ketika pesantren menjadi pelopor pendidikan agama di Indonesia maka kita sepakat dan harus bermomitmen membangun dan memajukan pesantren sebagai garda bangsa untuk menjaga ajaran agama di nusantara ini," ungkap Aher.

Dipilihnya Cianjur menjadi tuan rumah MQK IV ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi Wakil Bupati Cianjur Herman Suherman yang turut memberikan sambutan pada acara tersebut. Menurutnya kegiatan tersebut sejalan dengan visi Kabupaten Cianjur yaitu Cianjur yang lebih maju dan agamis.

"Maknanya yaitu suatu kondisi tantangan kehidupan masyarakat meningkat pesat dan berkualitas yang dilandasi dengan nilai-nilai agama yang kuat," jelasnya.

Ia mengatakan, Pemkab Cianjur telah mencanangkan tujuh gerakan pembangunan keagamaan yang saat ini sedang gencar dilaksanakan. Yaitu gerakan salat subuh berjamaah, ashar mengaji, hafal alquran, gerakan mencintai anak yatim, gerakan cianjur anti maksiat, gerakan aku cinta sodaqoh dan gerakan peduli fakir miskin.

"Selain itu juga telah dicanangkan tujuh gerakan budaya yaitu ngaos, mamaos, maenpo, tanghinas, tatanen someah dan sauyunan," tutup Wakil Bupati.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement