Jumat 20 Jan 2017 21:00 WIB

Geliat Dakwah Islam di Liverpool

Rep: Wachidah Handasah/ Red: Agung Sasongko
Salah satu sudut Kota Liverpool dengan pemandangan sebuah masjid.
Foto: flickriver.com
Salah satu sudut Kota Liverpool dengan pemandangan sebuah masjid.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setiap kali bicara Islam di Inggris, setiap kali itu pula Liverpool harus diikutsertakan. Ya, karena kota ini memainkan peran penting dalam per kembangan Islam di Kerajaan Inggris. Masjid pertama dan Islamic Center pertama di Inggris, misalnya, dibangun di sini.

Adalah William Henry Quilliam, tokoh Muslim Liverpool yang mendirikan masjid dan Islamic Center di kota ini. Dilahirkan di Liverpool, 10 April 1856, Quilliam adalah seorang Nasrani yang kemudian berpindah keyakinan menjadi Muslim. Setelah berislam, ia mengganti namanya menjadi Abdullah Quilliam, kemudian Haroun Mustapha Leon.

Namun, sebagai tokoh dakwah Islam, ia lebih dikenal sebagai Syekh Abdullah Quilliam. Quilliam lahir di ke luarga kaya. Ayahnya bekerja sebagai pengawas di pabrik. Ia belajar di Liverpool Institute dan King William’s College. Usai kuliah, ia be kerja sebagai pengacara dan membangun sendiri firma hukumnya di Liverpool, Hannah Johnstone, pada 1879.

Keputusan untuk masuk Islam dibuat pada 1887 setelah ia mengunjungi Maroko. Sebelum itu, ia sebenarnya sudah mengetahui ajaran Islam saat berkunjung ke Prancis Selatan, Aljazair, dan Tunisia. Segera setelah menjadi Muslim, Quilliam mengepakkan sayap dakwahnya di Liverpool. Ia memimpin komunitas kecil Muslim di Liverpool. Pada 1889, komunitas itu menyewa sebuah rumah yang terletak di Jalan Brougham Terrace Nomor 8 untuk dijadikan mushala. Dari jendela mushala itulah, Quilliam dengan lantang mengumandangkan azan.

Tak lama kemudian, komunitas itu mampu membeli rumah yang disewanya sekaligus membeli rumah di sebelahnya. Rumah itu lalu disulap menjadi Institut Muslim Liverpool. Lembaga yang diresmikan tepat pada perayaan Natal ini menjadi masjid pertama yang berdiri di Inggris. Saat itu, masjid tersebut bisa menampung ratusan jamaah.

Pembangunan Institut Muslim Liverpool diikuti dengan berdirinya sekolah Muslim yang dipimpin oleh Haschem Wilde dan Nasrullah Warren. Institut ini menawarkan pelatihan dan pengajaran, baik bagi warga Muslim maupun non- Muslim. Saat itu, sempat muncul perdebatan saat sekolah tersebut menarik minat warga non-Muslim.

Masuknya Quilliam ke Islam juga diikuti oleh ibunya, Harriet, anak-anaknya, serta para ilmuwan dan intelektual yang seluruhnya mencapai 150 orang. Mereka semua adalah orang Inggris asli.

Untuk menyebarkan ajaran Islam, Quilliam juga aktif menulis dan memproduksi koran mingguan, The Crescent, pada 1893-1908. Di koran ini, edisi yang khusus membahas agama Islam terbit sebanyak tiga kali dalam sebulan dan diterjemahkan ke dalam 13 bahasa yang membuatnya terkenal hingga ke negara-negara Islam.

Maka, ia pun kerap menerima penghargaan dari pemimpin negara-negara Islam. Ia, misalnya, sempat bertemu dengan utusan Sultan Turki Utsmani, Abdul Hamid II, pada 1894. Ia pun pernah bertemu dengan Wakil Konsul Persia di Liver pool serta menerima ban tuan dari Emir Afghanistan untuk membiayai Institut Islam di Liverpool.

Aktivitas dakwah Quilliam di Liverpool terhenti saat ia meninggalkan Inggris pada 1908 untuk memperdalam ilmu hukum. Properti yang sebelumnya difungsikan menjadi masjid dan institut Muslim ditempati dan dikelola putranya. Pada 1914, Quilliam kembali ke Inggris. Ia wafat di London pada 1932 dan dikebumikan di pema kam an Brookwood.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement