Rabu 12 Nov 2025 17:33 WIB

20 Negara Pengguna Dolar AS Sebagai Mata Uang Resmi, Ada 2 Negara Arab

Dolarisasi menjadi pilihan sejumlah negara hadapi krisis.

Karyawan menghitung uang dollar di money changer PT Valuta Artha Mas, ITC Kuningan, Jakarta, Selasa (8/4/2025). Nilai tukar rupiah dibuka melemah ke posisi Rp16.865 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini, Selasa (8/4/2025) usai libur Lebaran. Diketahui, penurunan nilai rupiah merupakan dampak dari kebijakan baru Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang menerapkan tarif balasan atau resiprokal terhadap ratusan negara. Trump telah mengumumkan tambahan tarif untuk produk impor asal sejumlah negara, termasuk Indonesia sebesar 32 persen yang mulai berlaku penuh per 9 April 2025. Sejumlah mata uang Asia turut melemah. Yuan China melemah 0,17%, rupee India melemah 0,71%, dolar Hong Kong melemah 0,04% dan ringgit Malaysia melemah 0,16%.
Foto: Republika/Prayogi
Karyawan menghitung uang dollar di money changer PT Valuta Artha Mas, ITC Kuningan, Jakarta, Selasa (8/4/2025). Nilai tukar rupiah dibuka melemah ke posisi Rp16.865 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini, Selasa (8/4/2025) usai libur Lebaran. Diketahui, penurunan nilai rupiah merupakan dampak dari kebijakan baru Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang menerapkan tarif balasan atau resiprokal terhadap ratusan negara. Trump telah mengumumkan tambahan tarif untuk produk impor asal sejumlah negara, termasuk Indonesia sebesar 32 persen yang mulai berlaku penuh per 9 April 2025. Sejumlah mata uang Asia turut melemah. Yuan China melemah 0,17%, rupee India melemah 0,71%, dolar Hong Kong melemah 0,04% dan ringgit Malaysia melemah 0,16%.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Di dunia yang dipenuhi dengan fluktuasi mata uang lokal dan meningkatnya krisis ekonomi dan politik, beberapa negara memilih meninggalkan mata uang nasional mereka secara sukarela atau terpaksa dan mengadopsi dolar AS sebagai mata uang resmi atau semi-resmi.

Jutaan orang dari Ekuador di Amerika Latin hingga Lebanon dan Somalia hidup mengikuti irama “dolar hijau” Amerika, dalam sebuah pemandangan yang mencerminkan sejauh mana pengaruh finansial Amerika Serikat dan kemampuan dolar untuk memaksakan kehadirannya dalam ekonomi-ekonomi kecil dan terpuruk yang tertekan oleh perang serta masalah politik dan ekonomi.

Baca Juga

Kekuatan dolar

Dolar AS dianggap sebagai motor penggerak ekonomi global, karena merasuk jauh ke dalam urat nadi perdagangan internasional, pasar keuangan, dan sistem moneter global.

Nilai dolar tidak hanya terbatas pada statusnya sebagai mata uang nasional Amerika Serikat, tetapi juga menjadi standar penetapan harga komoditas dasar seperti minyak dan emas, serta tolok ukur kepercayaan investor dan stabilitas ekonomi di seluruh dunia.

Keputusan Dewan Federal Reserve Amerika Serikat secara langsung memengaruhi arus modal, suku bunga, inflasi, dan pertumbuhan di berbagai negara, sehingga kebijakan moneter Amerika Serikat memiliki pengaruh lintas batas, menurut platform oxjournal.org.

Pengaruh ini menjadikan dolar sebagai alat kekuatan ekonomi dan geopolitik di tangan Washington, karena banyak negara berkembang dan negara-negara baru yang terhubung secara penuh atau sebagian dengan apa yang dikenal sebagai fenomena “dolarisasi”.

“Dolarisasi” berarti penggunaan dolar AS dalam transaksi keuangan sehari-hari atau dalam cadangan resmi bersama dengan mata uang lokal atau sebagai penggantinya sepenuhnya, yang mencerminkan kedalaman kepercayaan terhadap mata uang AS, dan pada saat yang sama, mengukuhkan ketergantungan pada kebijakan ekonomi AS.

Di tengah ketegangan ekonomi antara Washington dan Beijing, para pejabat di pemerintahan Presiden Donald Trump membahas inisiatif untuk memperluas “dolarisasi” di negara-negara tertentu, termasuk Argentina yang menghadapi krisis moneter dan ekonomi yang parah.

Ini dilakukan guna menghadapi upaya China merongrong dominasi dolar dengan mempromosikan penggunaan yuan dalam perdagangan global, menurut laporan sebelumnya dari Aljazeera. 

photo
Sejumlah warga melakukan penukaran mata uang asing di money changer PT Valuta Artha Mas, ITC Kuningan, Jakarta, Selasa (8/4/2025). Nilai tukar rupiah dibuka melemah ke posisi Rp16.865 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini, Selasa (8/4/2025) usai libur Lebaran. Diketahui, penurunan nilai rupiah merupakan dampak dari kebijakan baru Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang menerapkan tarif balasan atau resiprokal terhadap ratusan negara. Trump telah mengumumkan tambahan tarif untuk produk impor asal sejumlah negara, termasuk Indonesia sebesar 32 persen yang mulai berlaku penuh per 9 April 2025. Sejumlah mata uang Asia turut melemah. Yuan China melemah 0,17%, rupee India melemah 0,71%, dolar Hong Kong melemah 0,04% dan ringgit Malaysia melemah 0,16%. - (Republika/Prayogi)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement