Selasa 11 Nov 2025 08:29 WIB

Hubungan Suriah-Israel Jadi Topik Utama Pertemuan Al-Sharaa dan Trump, Menuju Normalisasi?

Suriah mempertimbangkan normalisasi hubungan dengan Israel.

Presiden Donald Trump, kiri, berjabat tangan dengan Presiden Suriah Ahmad al-Sharaa, di Gedung Putih di Washington, Senin, 10 November 2025.
Foto: Kantor pers Kepresidenan Suriah via AP
Presiden Donald Trump, kiri, berjabat tangan dengan Presiden Suriah Ahmad al-Sharaa, di Gedung Putih di Washington, Senin, 10 November 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON— Hubungan Suriah-Israel akan menjadi topik utama agenda pembicaraan KTT hari ini, Selasa (11/11/2025) di Washington antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Suriah Ahmad al-Sharaa, yang melakukan kunjungan bersejarah pertama kali bagi seorang presiden Suriah ke Gedung Putih.

Dikutip Aljazeera, Selasa, kunjungan ini terjadi pada saat kritis ketika kawasan ini mengalami perubahan radikal sejak runtuhnya rezim Bashar al-Assad.

Baca Juga

Sementara Washington berusaha merumuskan kembali hubungannya dengan Damaskus yang baru dan mencoba mendorongnya menuju pengaturan keamanan dan politik.

Kondisi yang akan mengubah posisi Suriah dalam keseimbangan Timur Tengah dan hubungannya dengan Amerika Serikat dan sekutunya, terutama Israel.

Israel mengambil sikap bermusuhan terhadap pemerintahan al-Sharaa mengingat peran al-Sharaa sebelumnya sebagai pemimpin jihad.

Setelah pertemuan pertama Trump dengan al-Sharaa di Riyadh pada Mei lalu, Israel mulai terbuka untuk berurusan dengan pemerintahan baru di Damaskus.

Sementara itu, Damaskus menuntut Israel untuk menarik pasukannya dari selatan Suriah terlebih dahulu.

Sementara Israel ingin membuat zona demiliterisasi di dalam Suriah serta mempertahankan pasukannya di Gunung Sheikh, sebuah lokasi strategis yang memungkinkan Israel untuk mengawasi perbatasan Lebanon-Suriah.

Menurut Reuters, Amerika Serikat bersiap membangun kehadiran militer di pangkalan udara Damaskus untuk membantu mewujudkan perjanjian keamanan yang dimediasi Washington antara Suriah dan Israel, meskipun Suriah secara resmi membantah berita tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement