Selasa 25 Nov 2025 10:27 WIB

Kisah Ibnu Mubarak dan Budak Seharga Sepuluh Dinar

Abdullah bin al-Mubarak RAH.a adalah salah seorang ulama di masa tabi'in.

Sahabat Nabi (ilustrasi)
Foto: Dok Republika
Sahabat Nabi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Abdullah bin al-Mubarak RAH.a adalah salah seorang ulama di masa tabi'in. Salah satu kebiasaan yang kerap dilakukan oleh sosok yang dikenal alim dan ahli ibadah itu adalah menetap beberapa hari di Makkah, setelah melaksanakan haji atau umrah.

Suatu ketika, dalam lawatannya ke Makkah, kota suci umat Islam itu tengah dilanda paceklik. Hujan yang tak kunjung turun memicu gagal panen.

Baca Juga

Melihat kondisi seperti itu, pemuka agama dan masyarakat berbondong-bondong menuju lapangan untuk melaksanakan sholat Istisqa. Ibn al-Mubarak pun tak ketinggalan turut serta dalam sholat tersebut

Namun, setelah selesai sholat dan memanjatkan doa kepada Allah, tidak ada sama sekali tanda hujan akan turun. Sampai menjelang malam pun, kondisi awan tidak berubah.

Akhirnya, keesokan harinya penduduk Makkah kembali melaksanakan sholat Istisqa. Namun, tetap nihil, tidak ada pertanda hujan turun, bahkan hingga sholat Istisqa kali ketiga dilaksanakan, hujan tak lekas turun. Timbul niat Ibn bin al-Mubarak untuk sholat minta hujan sendiri di tempat yang sunyi. Tempat  sunyi memisahkan diri dari orang-orang untuk berdoa kepada Allah SWT, tentunya sebuah gua tujuannya.

"Mudah-mudahan Allah melimpahkan rahmat-Nya dan mengabulkan doaku sehingga hujan bisa turun," katanya dalam hati, seperti dikisahkan 1001 Kisah Muslim.

Ia berjalan pelan-pelan saat orang masih berada pada tempat duduknya di tengah-tengah lapang sambil memanjatkan doa-doa. Tempat yang ia tuju adalah perbukitan yang masih di sekitar Makkah.

Setelah sampai pada sebuah bukit, dia menemukan sebuah gua yang lubangnya hanya bisa dimasukkan satu orang dewasa dengan cara menyamping.

Ibn al-Mubarak mengintip sedikit untuk mengetahui apakah di dalam bisa digunakan untuk sholat. Setelah mengetahui ruang di dalam gua lapang, akhirnya dia memutuskan untuk masuk dan sholat istisqa.

Namun, baru saja Ibnu al-Mubarak masuk, tiba-tiba pemuda masuk ke dalam gua. Dari pakaian dan penampilannya, memang pemuda ini seperti seorang budak. Entah sengaja atau tidak, meski mengetahui di dalam gua sudah terdapat orang, pemuda itu tidak menyapa atau mengucapkan salam layaknya orang yang beriman.

Sang pemuda malah cuek dan langsung menunaikan sholat dua rakat. Setelah mengucap salam, ia meletakkan kepalanya di tanah dan berdoa."Ya Allah, sesungguhnya mereka itu adalah hamba-hamba-Mu, mereka telah melaksanakan sholat Istisqa selama tiga hari, tetapi Engkau belum berkenan juga menurunkan hujan. Maka, demi keagungan dan kemuliaan-Mu, aku tidak akan mengangkat kepalaku hingga Engkau menurunkan hujan kepada kami."

Beberapa waktu lamanya ia dalam keadaan seperti itu, tiba-tiba datang awan hitam bergulung-gulung, kemudian hujan turun dengan derasnya. Lelaki itu segera mengangkat kepalanya dan keluar gua, berjalan menembus hujan tanpa berkata apa-apa.

 

sumber : Dok Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement