REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — Momentum peringatan Hari Santri Nasional 2025 menjadi introspeksi penting bagi dunia pesantren di tengah terpaan isu pelecehan seksual yang mencoreng citra lembaga pendidikan Islam tertua tersebut.
Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Zainut Tauhid Sa’adi menegaskan, MUI memberikan perhatian serius terhadap kasus-kasus tersebut karena dianggap mengancam muruah pesantren sebagai benteng moral bangsa.
“Kasus-kasus kekerasan dan pelecehan seksual secara langsung merusak kepercayaan publik terhadap pesantren sebagai lembaga yang menjunjung tinggi akhlak dan moralitas,” ujar Zainut dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (22/10/2025).
Namun demikian, Zainut menegaskan, tindakan oknum tidak boleh digeneralisasi seolah mencerminkan seluruh pesantren. Ia menilai, mayoritas pondok pesantren di Indonesia tetap menjalankan fungsinya secara baik, mendidik santri dengan nilai-nilai keislaman, akhlak mulia, dan tanggung jawab moral.
“Sangat penting untuk diketahui bahwa kasus-kasus kekerasan seksual ini tidak mewakili seluruh institusi pesantren di Indonesia. Mayoritas pondok pesantren tetap menjalankan fungsinya sebagai lembaga pendidikan Islam yang berintegritas, mengajarkan akhlak mulia, dan berkomitmen pada keamanan serta kesejahteraan santri,” jelas dia.
Lihat postingan ini di Instagram