REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Badan Wakaf Indonesia (BWI) melibatkan peran perguruan tinggi dalam memaksimalkan potensi wakaf nasional. Wakil Ketua BWI Tatang Astaruddin mengatakan, wakaf dapat menjadi sebuah pilar pertumbuhan dan ketahanan ekonomi nasional. Terlebih lagi, RI memiliki potensi wakaf nasional per tahun sebesar Rp181 triliun.
"Agenda dengan kampus, selain seminar ada riset bersama, dengan cara ini sosialisasi dan peningkatan literasi wakaf bisa lebih baik," kata Tatang Astarudin di Malang, Jawa Timur, dilansir Antara, Senin (20/10/2025).
Potensi wakaf nasional per tahun, sambung dia, berasal dari 17 klaster. Di antaranya adalah bidang pendidikan dengan potensi mencapai Rp5,7 triliun.
Tatang mengaku optimistis, kolaborasi dengan perguruan tinggi akan mampu memaksimalkan potensi wakaf. Dengan demikian, wakaf dapat mewujud pilar pertumbuhan dan ketahanan ekonomi nasional yang berdampak pada kesejahteraan masyarakat.
Sebab, kata dia, tak bisa dipungkiri sistem pengelolaan wakaf nasional menghadapi banyak tantangan. Misalnya, literasi masyarakat, regulasi, dan kompetensi nazir atau pengelola wakaf, yang bisa merupakan perseorangan maupun lembaga. BWI mencatat, ada 450 ribu nazir wakaf tanah dan 500 nazir wakaf uang.
"Wakaf bergerak dalam pengembangan pendidikan, wakaf untuk kelestarian lingkungan, wakaf untuk konservasi lingkungan, wakaf untuk agenda Sustainable Development Goals (SDGs) sejatinya itu adalah tujuan dan misi perwakafan," ucapnya.
View this post on Instagram