REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (amphuri) kembali menunjukkan komitmennya dalam aksi kemanusiaan untuk Palestina. Melalui program "Amphuri Peduli Palestina", asosiasi yang travel haji dan umrah tersebut menyalurkan donasi sebesar Rp112 juta kepada Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) dan Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) di Jakarta, Kamis (16/10/2025).
Ketua Bidang Sosial DPP AMPHURI, Nilawati, mengatakan donasi ini merupakan bentuk solidaritas berkelanjutan terhadap warga Palestina yang hingga kini masih menjadi korban agresi Israel.
“Alhamdulillah, insya Allah pada hari ini dana yang kami himpun itu salurkan melalui Baznas dan MER-C, masing-masing Rp50 juta,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima pada Jumat (17/10/2025).
Penyerahan bantuan dilakukan oleh Bendahara Umum Amphuri Ita Puspitawati. Melalui Baznas, AMPHURI menyalurkan dukungan melalui program "Membasuh Luka Palestina". Donasi tersebut diterima langsung oleh Pimpinan Baznas Zainul Baharnoor dan Direktur Pengumpulan Zakat Baznas, Faisal Qosim.
Pada hari yang sama, dukungan juga diberikan kepada MER-C untuk mendukung operasional Rumah Sakit Indonesia di Gaza. Donasi ini diterima oleh Presidium MER-C Indonesia, dr Tonggo Meaty Fransisca, di kantor MER-C Jakarta.
Nila menegaskan bahwa aksi penggalangan donasi ini akan terus dilanjutkan sebagai bentuk kepedulian moral dan kemanusiaan.
“Sampai saat ini, kami masih terus menghimpun donasi untuk Palestina sebagai bentuk kepedulian kepada saudara-saudara kita di Gaza Palestina. Karena setiap tangisan anak Palestina adalah seruan bagi dunia untuk peduli, ini bukan hanya tentang agama, tetapi soal kemanusiaan,” kata Nila.
Amphuri mencatat, dua tahun sejak agresi Israel pasca 7 Oktober 2023, kondisi kemanusiaan di Gaza semakin memburuk. Sedikitnya 63.700 warga Palestina dilaporkan tewas, 161.200 luka-luka, dan ribuan masih tertimbun reruntuhan bangunan. Bahkan, lebih dari 70 persen korban adalah perempuan dan anak-anak.
Blokade yang diberlakukan Israel juga membuat Gaza mengalami krisis pangan akut. Lebih dari 40 ibu bayi dilaporkan terancam meninggal akibat kelaparan massal.