Ahad 12 Oct 2025 07:21 WIB

Tiga Cara Membangun Keluarga Sakinah dari Ustadzah Desi Indrawati

Keluarga sakinah tidak terwujud hanya dengan cinta dan kemesraan.

Rep: Muhyiddin/ Red: Qommarria Rostanti
Ustadzah Desi Indrawati memberikan tausiyah saat Tabligh Akbar Republika di ISEF 2025, JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Sabtu (11/10/2025).
Foto: Republika/Thoudy Badai
Ustadzah Desi Indrawati memberikan tausiyah saat Tabligh Akbar Republika di ISEF 2025, JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Sabtu (11/10/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Terapis penyembuhan mental, Ustadzah Desi Indrawati mengurai makna dan langkah membangun keluarga sakinah. Ustadzah Desi menegaskan bahwa keluarga sakinah tidak terwujud hanya dengan cinta dan kemesraan, tetapi membutuhkan visi, kesadaran peran, dan pedoman hidup yang jelas.

“Bagaimana kita membangun rumah tangga sakinah? Itu ada tiga, yang pertama bangun visi kehidupan sebagai ibadah menghambat kepada Allah,” ujar Ustadzah Desi di hadapan jamaah yang memadati arena Tabligh Akbar Republika yang digelar di area Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2025, JIExpo Kemayoran, Jakarta, Sabtu (11/10/2025).

Baca Juga

Menurutnya, rumah tangga yang berkah harus dimulai dengan niat yang benar, yakni menjadikan pernikahan sebagai jalan ibadah kepada Allah. “Visinya harus jelas untuk ibadah kepada Allah. Karena itulah satu-satunya tugas kita di dunia ini ya,” kata dia.

Cara kedua adalah memahami peran masing-masing dalam keluarga. Ustadzah Desi menekankan setiap anggota keluarga memiliki tanggung jawab moral dan spiritual.

“Sadari peran yang Allah titipkan kalau jadi suami apa yang Allah kehendaki atas diri suami. Ketika berperan menjadi seorang ayah apa yang Allah kehendaki atas diri seorang ayah. Begitu pun seorang istri atau seorang ibu juga seorang anak,” kata dia menjelaskan.

Ia juga mengingatkan pentingnya peran anak dalam keluarga. “Taat kepada orang tua selama mereka tidak memerintahkan kepada kemaksiatan. Apa pun kekurangan orang tua, tetap wajib berbuat baik kepada mereka,” katanya.

Cara ketiga adalah menjadikan Alquran dan sunnah sebagai rujukan utama dalam mengelola rumah tangga, bukan media sosial. “Kalau standar hidup kita TikTok atau Instagram, kita akan terus merasa kurang. Selalu membandingkan hidup dengan orang lain. Akhirnya timbul rasa tidak puas dan berujung pada perpecahan,” ujarnya.

"Itu adalah tiga cara untuk membangun keluarga yang sakinah," ucapnya.

Selain tiga cara membangun keluarga sakinah, Ustadzah Desi juga memaparkan tiga fondasi kokoh yang harus ada dalam rumah tangga. Ia menyebutnya dengan "Tiga Mu", yaitu Mu’adalah ( Keadilan), Mubadalah (Saling memahami) dan Muwazanah (Keseimbangan).

“Mu’adalah artinya adil. Lalu mubadalah, ini bukan soal siapa yang paling berkorban, tapi soal saling menyayangi, saling menguatkan. Terakhir muwazanah, yaitu keseimbangan. Setiap keputusan dalam keluarga harus melalui musyawarah,” jelasnya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement