REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Dalam dua tahun terakhir, Jalur Gaza menjadi porak poranda akibat genosida dan serangan brutal yang dilakukan Israel. Sekretaris Jenderal PBB untuk Urusan Hak Asasi Manusia (HAM) Andrew Gillum mengatakan, proses rekonstruksi wilayah Palestina itu membutuhkan upaya yang monumental. Ikhtiar ini bahkan dinilai setara seperti membangun kembali negara Jerman seusai Perang Dunia II.
"Kita belum pernah melihat tingkat kehancuran ini dengan lebih banyak bom yang dijatuhkan daripada di Jerman selama Perang Dunia II oleh semua sekutu di wilayah kecil seukuran Gaza. Hampir setiap universitas, rumah sakit, dan klinik, infrastrukturnya hanya tinggal puing-puing," ujar Andrew Gillum dalam sebuah wawancara, dikutip laman Al Arabiya, Jumat (10/10/2025).
Menurut dia, kabar mengenai tercapainya gencatan senjata antara Israel dan Hamas boleh jadi membawa kelegaan. Namun, tegasnya, jalan pemulihan untuk rakyat Jalur Gaza masih sangat panjang dan akan penuh rintangan.
Gillum mengatakan, sekarang dunia harus menghadapi tantangan, sekurang-kurangnya ialah membersihkan 50 juta ton puing. Hal itu ditambah lagi pemulihan semua infrastruktur dan layanan publik. Begitu pula penyediaan tempat berlindung bagi warga sipil yang mengungsi.
Ia menekankan pentingnya kelancaran pasokan bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza. Ini menjadi poin yang amat krusial.
"Sejumlah besar makanan telah teronggok di luar Gaza yang tidak diizinkan masuk oleh Israel, dan itu sangat kejam. Bahkan sekadar selai kacang, yang akan diberikan kepada anak-anak Gaza demi mencegah mereka mati kelaparan, itu pun dengan dicegah masuk oleh Israel," ucap Gillum.
Ia berharap PBB memimpin koordinasi global untuk operasi kemanusiaan dan rekonstruksi Gaza. Ini mesti disertai dukungan dari Bank Dunia dan pelbagai lembaga global.
View this post on Instagram