REPUBLIKA.CO.ID, DOHA — Pemerintah Qatar mengatakan akan menggelar perundingan dengan perwakilan Hamas, Mesir, dan Turki pada Selasa (30/9/2025). Mereka hendak membahas 20 poin rencana Presiden AS Donald Trump untuk mengakhiri konflik di Jalur Gaza.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, Majed al-Ansari, mengungkapkan, negaranya bersama Mesir telah menyerahkan proposal gencatan senjata yang disusun pemerintahan Trump kepada Hamas. "Delegasi negosiasi (Hamas) berjanji untuk mempelajarinya secara bertanggung jawab," ujar dia dalam konferensi pers, dikutip laman Al Arabiya.
"Akan ada pertemuan lain hari ini, yang juga dihadiri oleh pihak Turki, dengan delegasi negosiasi," tambah al-Ansari.
Dia mengungkapkan, kepala badan intelijen Mesir dan Turki telah berada di Doha untuk berpartisipasi dalam negosiasi. "Masih terlalu dini untuk membahas tanggapan, tetapi kami sungguh optimistis bahwa rencana ini, seperti yang telah kami sampaikan, bersifat komprehensif," ucap dia.
Menurut al-Ansari, AS telah memberikan jaminan kepada Qatar jika mereka tidak akan ada serangan ke teritorialnya seperti yang terjadi pada 9 September 2025 lalu. "Jaminan keamanan dan komitmen yang ditawarkan dalam panggilan telepon kemarin oleh Presiden Trump dan Perdana Menteri Israel (Benjamin Netanyahu) sangat jelas dan berada di bawah jaminan presiden AS bahwa Qatar tidak akan pernah diserang," kata al-Ansari.
