REPUBLIKA.CO.ID, GAZA — Rincian dan jadwal masih samar-samar dalam rencana 20 poin yang diluncurkan di Gedung Putih pada Senin (30/9/2025).
Rencana gencatan senjata Gaza 20 poin dari Presiden AS Donald Trump mencakup banyak ketentuan tidak jelas dapat menjadi sangat penting bagi masa depan Palestina dan wilayah tersebut.
Ketika dipresentasikan di Gedung Putih pada Senin, bersama dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Trump memuji rencana tersebut sebagai sesuatu yang bersejarah, tetapi rincian dari beberapa elemennya kemungkinan akan menjadi tantangan besar untuk diimplementasikan.
Berikut ini lima pertanyaan mendasar dan berefek domino yang digulirkan Aljazeera, dikutip Selasa (30/9/2025).
Pertama, bagaimana Gaza akan diatur?
Rencana tersebut membayangkan pemerintahan transisi sementara oleh komite Palestina non-politik dan teknokratis yang mengawasi urusan Jalur Gaza, tetapi tidak merinci bagaimana komite tersebut akan dibentuk atau siapa yang akan memilih anggotanya.
Selain itu, rencana tersebut menyatakan bahwa Trump dan Tony Blair, mantan perdana menteri Inggris, akan memimpin Dewan Perdamaian yang akan mengawasi komite pemerintahan, tetapi peta jalan tersebut tidak menjelaskan sifat hubungan antara komite ini dan komite Palestina, atau pada tingkat apa keputusan sehari-hari akan dibuat.
Kedua, akankah Otoritas Palestina akan berpartisipasi?
Rencana Trump menyatakan bahwa otoritas transisi akan mengambil alih Gaza sampai PA menyelesaikan program reformasinya dan dapat secara aman dan efektif mendapatkan kembali kendali atas Gaza.
Lihat postingan ini di Instagram