REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gerakan Tepuk Sakinah viral di media sosial. Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama Abu Rokhmad mengatakan inovasi kreatif berupa Tepuk Sakinah dibuat agar calon pengantin (Cantin) mengingat dengan mudah lima pilar membangun keluarga sakinah.
"Melalui Tepuk Sakinah, pilar keluarga sakinah lebih mudah diingat dan suasana pembekalan menjadi lebih hidup," ujar Abu Rokhmad di Jakarta, Jumat.
Gerakan Tepuk Sakinah menjadi perbincangan hangat masyarakat, utamanya di media sosial, karena dinilai unik, menyenangkan, sekaligus sarat pesan moral.
Formatnya memadukan gerakan tepuk tangan dengan syair sederhana, sehingga peserta lebih mudah menghafal inti materi Bimwin.
View this post on Instagram
Lima pilar keluarga sakinah yang diajarkan meliputi Zawaj (berpasangan), Mitsaqan Ghalizan (janji kokoh), Mu’asyarah Bil Ma’ruf (saling cinta, hormat, menjaga, dan berbuat baik), Musyawarah, serta Taradhin (saling ridha).
"Dengan format yel-yel, nilai-nilai ini diharapkan lebih mudah diinternalisasi dalam kehidupan sehari-hari," kata dia.
Menurut Abu, gerakan tepuk tangan dalam Tepuk Sakinah bukan sekadar seremonial. Pesan yang dibangun adalah agar pasangan mampu mencairkan suasana ketika terjadi konflik dengan kembali mengingat esensi keluarga sakinah.
Fondasi keluarga sakinah, kata Abu, mencakup prinsip keadilan, keseimbangan, dan kesalingan. Karakteristiknya antara lain dibangun atas perkawinan yang sah dan tercatat, dilandasi prinsip nondiskriminasi dan nonkekerasan, serta dirawat dengan kasih sayang dan moderasi beragama.
Selain itu, materi Bimwin juga memberikan pembekalan yang lebih komprehensif. Calon pengantin dibimbing mempersiapkan keluarga sakinah secara menyeluruh, mulai dari pengelolaan psikologi dan dinamika keluarga, keuangan rumah tangga, kesehatan reproduksi, hingga persiapan membangun generasi berkualitas.
"Program Bimwin ini bertujuan menyiapkan catin membentuk keluarga yang kuat, menurunkan angka perceraian, dan meningkatkan kualitas rumah tangga," ujar Abu.
Tahun 2025, Kemenag mencetak 600 fasilitator Bimwin. Mereka mendampingi calon pengantin tidak hanya sebelum menikah, tetapi juga setelah menikah melalui program lanjutan seperti Sekolah Relasi Suami-Istri (SERASI), Konsultasi, Mediasi, Pendampingan, Advokasi (KOMPAK), serta Layanan Bersama Ketahanan Keluarga Indonesia (LESTARI).