Senin 22 Sep 2025 22:51 WIB

Mitologi-Mitologi Taurat yang Mengilhami Israel dalam Perang Gaza, Lebanon, dan Iran

Israel menggunakan istilah-istilah Taurat dalam peperangan.

Tentara Israel di dekat kendaraan pengangkut personel lapis baja mereka kembali dari Jalur Gaza menuju Israel, Selasa, 29 Juli 2025.
Foto: AP Photo/Ariel Schalit
Tentara Israel di dekat kendaraan pengangkut personel lapis baja mereka kembali dari Jalur Gaza menuju Israel, Selasa, 29 Juli 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Setelah guncangan strategis yang diderita Israel pada 7 Oktober, respons yang diberikan tidak hanya bersifat militer, tetapi juga sebuah narasi yang mengakar kuat.

Wacana resmi Israel dan wacana media yang kaya akan "mitologi Alkitab" muncul ke permukaan, memunculkan nama-nama seperti "Pedang Besi", "Kereta Gideon", dan "Dering Lonceng." Israel biasanya memilih nama-nama untuk sebagian besar operasi militer yang terinspirasi dari Taurat dan Talmud, atau dengan kosakata yang memiliki konotasi religius simbolis.

Baca Juga

Israel biasa memilih nama untuk sebagian besar operasi militernya yang terinspirasi oleh Taurat dan Talmud atau dengan kosakata yang memiliki konotasi religius simbolis dan membawa dimensi psikologis propaganda, serta digunakan untuk memasarkan perang secara internal sebagai kelanjutan dari pertempuran eksistensial atau penggenapan nubuat kuno.

Tradisi panjang Israel

Nama-nama operasi militer Israel di Gaza, Lebanon, Suriah, dan Iran mencerminkan adanya simbol-simbol Alkitab dan teologis yang kuat dalam konstruksi narasi perang.

Dari "The Grapes of Wrath" (1996) di Lebanon, yang terinspirasi dari Kitab Wahyu dan Kitab Yesaya, hingga "Rainbow" (2004) sebagai referensi perjanjian dengan Nuh dalam Kitab Kejadian, hingga "Days of Penitence" yang terinspirasi dari Hari-hari Pertobatan Yahudi, "Defensive Wall" (2002-2005) selama invasi ke Tepi Barat, dan "Summer Rains" (2006) di Gaza, yang mengusung citra penghukuman dalam Alkitab.

"Cast Lead" (2008-2009) diambil dari nyanyian pujian Hanukkah, "Pillar of Cloud" (2012) dari Kitab Keluaran, dan "Protective Edge" (2014), yang berarti batu karang yang kokoh.

Dalam beberapa tahun terakhir, pola ini berlanjut dengan "Penjaga Tembok" (2021) dari kitab Nehemia, yang diambil dari perang Israel di Gaza.

Dalam konteks yang lebih baru, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut agresi terhadap Gaza sebagai "Pedang Besi" (2023-2025), sebuah seruan langsung terhadap simbolisme perang dalam Alkitab.

Dia juga menyebut kembalinya agresi setelah jeda Januari 2025 sebagai "Perisai dan Panah" pada 18 Maret sebagai simbol perlindungan ilahi, dan agresi yang sedang berlangsung di Gaza sejak saat itu sebagai "Kereta Gideon 1 dan 2", yang terinspirasi oleh kisah Hakim Gideon, yang memimpin bangsa Israel meraih kemenangan atas bangsa Midian meskipun jumlah tentaranya sedikit, berkat iman dan kecerdasan militer seperti yang dijelaskan dalam Kitab Hakim-Hakim (pasal 6-8).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement