REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama (Kemenag) RI menyatakan, polemik terkait food tray (ompreng) program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang disebut-sebut mengandung minyak babi berada di luar kewenangannya. Menurut Direktur Jaminan Produk Halal (JPH) Kemenag M Fuad Nasar, hal itu menjadi bagian dari ranah Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH).
“Memang, itu berada dalam ranah kewenangan BPJPH sebagai pemegang otoritas di dalam pemeriksaan, penerbitan sertifikat halal, dan jaminan halal. Jadi, publik sebaiknya mempercayakan kepada otoritas yang berkompeten,” ujar Fuad Nasar kepada Republika di sela-sela acara Nikah Fest 2025 di Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis (4/9/2025).
Ia meyakini, BPJPH saat ini sudah melakukan komunikasi dan koordinasi dengan pihak-pihak terkait demi menindaklanjuti persoalan tersebut.
“Penjelasan dan solusinya, insya Allah, sedang berjalan meskipun belum ter-publish. Ini amanat bagi semua pihak yang terkait untuk melakukan tugas secara maksimal dan terukur, agar masyarakat mendapatkan ketenangan,” ucapnya.
Fuad mengakui, penjelasan yang lugas dari BPJPH dinanti-nanti oleh masyarakat. Dengan begitu, publik khususnya kaum Muslimin dapat memperoleh kepastian.
Ia mengatakan, proses pemeriksaan halal tidak hanya mempersoalkan zat-zat bahan yang digunakan. Ini pun mencakup aspek proses produksi, distribusi, hingga penyajian suatu produk.
“Kehalalan itu ada yang berkaitan dengan zat; ada pula yang terkait dengan proses. Dan, semua itu tetap merujuk kepada fatwa-fatwa halal yang dikeluarkan oleh Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia,” katanya.
Lebih lanjut, Fuad menekankan, pemerintah akan terus membangun kesadaran halal, baik bagi pelaku usaha, konsumen, maupun otoritas terkait produk halal.
“Tujuannya agar ke depan, semua pihak makin peduli dan disiplin dalam menjaga kehalalan produk yang beredar di tengah masyarakat,” tukas dia.
BPJPH yang kini dipimpin Ahmad Haikal Hassan belum juga merespons terkait isu dugaan adanya minyak babi pada ompreng atau baki yang dipakai dalam program MBG. Hingga berita ini ditulis, Republika sudah berkali-kali menghubungi Babe Haikal, sapaan akrabnya.