REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Presiden Prancis Emmanuel Macron menegaskan Israel tidak dapat menghentikan dorongan pengakuan terhadap negara Palestina, baik melalui operasi militer yang diperluas di Gaza maupun dengan aneksasi wilayah Palestina.
“Tidak ada operasi militer, upaya aneksasi, atau pemindahan paksa penduduk yang bisa menggagalkan momentum yang telah kami bangun bersama Putra Mahkota Saudi. Pengakuan ini telah banyak dilakukan negara lain,” kata Macron di platform X setelah berbicara dengan Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman, dikutip dari Al Arabiya, Selasa (2/9/2025).
Prancis menjadi salah satu dari sejumlah negara yang berencana mengakui negara Palestina pada Sidang Umum PBB mendatang di New York. Belgia baru-baru ini juga mengumumkan langkah serupa, menjadikannya salah satu negara Barat terbaru yang mendukung pengakuan tersebut.
Macron menambahkan, dirinya bersama Pangeran Mohammed akan menjadi ketua bersama dalam Conference on the Two-State Solution yang dijadwalkan digelar di New York pada 22 September mendatang.
“Tujuan kami jelas: menghimpun dukungan internasional seluas mungkin untuk solusi dua negara. Ini satu-satunya cara untuk memenuhi aspirasi sah baik warga Israel maupun Palestina,” ujarnya.
Menurut Macron, konferensi itu harus disertai dengan pelaksanaan gencatan senjata permanen, pembebasan seluruh sandera, distribusi bantuan kemanusiaan berskala besar ke warga Gaza, serta pengerahan misi stabilisasi di Gaza. Ia juga menekankan pentingnya perlucutan senjata Hamas, penguatan kembali Otoritas Palestina, serta rekonstruksi penuh Jalur Gaza.
Macron juga mengecam keputusan Amerika Serikat yang tidak memberikan visa kepada pejabat Palestina untuk menghadiri Sidang Umum PBB. Ia menilai langkah itu tidak dapat diterima dan harus segera dibatalkan.
“Kami menyerukan agar langkah ini dibatalkan dan perwakilan Palestina dijamin sesuai dengan Host Country Agreement,” kata Macron.
Ia menutup pernyataannya dengan mengajak dunia internasional menghadiri konferensi 22 September mendatang. “Mari kita jadikan Konferensi tentang Solusi Dua Negara ini sebagai titik balik yang menentukan bagi perdamaian dan keamanan semua pihak di kawasan,” kata Macron.
Sumber: Al Arabiya