Selasa 02 Sep 2025 13:31 WIB

Kisah Pejabat dan Penguasa Muslim Ketakutan Saat Dapat Harta Dunia

Kisah-kisah ini menjadi cerminan dari prinsip hidup sederhana dan zuhud.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
Harta (ilustrasi)
Foto: dok wiki
Harta (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Di tengah godaan kekayaan dan kekuasaan, sejarah Islam mencatat kisah-kisah langka para pejabat dan penguasa yang justru merasa gentar saat harta dunia datang menghampiri mereka. Bagi mereka, kekayaan bukanlah simbol status, melainkan ujian berat yang bisa menjauhkan dari Tuhan. 

Kisah-kisah ini menjadi cerminan dari prinsip hidup sederhana dan zuhud, di mana jabatan dan kekuasaan digunakan sebagai jalan untuk melayani umat, bukan untuk menumpuk kekayaan pribadi. 

Baca Juga

Satu di antara pejabat dan penguasa Muslim yang takut saat mendapat harta dunia adalah Sa'id bin Amir nama lengkapnya Sa'id bin Amir bin Hudzaim Al-Jumahi Al-Qurasyi. Sa'id bin Amir masuk Islam sebelum perang Khaibar dan mengikuti berbagai peperangan bersama Nabi Muhammad SAW.

Umar bin Al Khattab pernah akan menugaskan Sa'id bin Amir sebagai gubernur wilayah Himsh yakni sebuah wilayah di Syam yang masuk dalam pengawasan kekhalifahan Umar bin Al Khattab.

Akan tetapi, Sa'id bin Amir menolak menjadi gubernur. Kemudian, Umar bin Al Khattab berkata, "Demi Allah aku tidak akan membiarkanmu menolak tugas ini. Apakah kalian memikulkan amanat di pundakku menjadi khalifah, lantas kalian membiarkanku bekerja sendiri."

Sa'id bin Amir akhirnya setuju menjadi gubernur karena merasa iba terhadap Umar bin Al Khattab. Sebelum berangkat ke Himsh, Umar bin Al Khattab memberinya bekal berupa uang. Kemudian istri Said bin Amir mengusulkan agar uang itu diinvestasikan.

Istrinya menyarankan agar uang itu dijadikan modal untuk berdagang. Kemudian Sa'id bin Amir pergi dan menyedekahkan uang tersebut.

Setiap kali istrinya menanyakan tentang uang tersebut, Said bin Amir menjawab, "Modal dagang kita itu telah berkembang cukup pesat dan bertambah banyak di dalamnya."

Kemudian istri Sa'id bin Amir tahu kalau suaminya menyedekahkan uang tersebut dari salah seorang kerabatnya.

Kepada istrinya Sa'id bin Amir berkata, "Telah banyak sahabatku yang telah mendahuluiku menghadap Allah. Aku tidak ingin menyimpang dari jalan mereka. Meskipun aku memiliki dunia dan seisinya." 

Akhirnya istrinya rela atas apa yang dilakukan Sa'id bin Amir, dikutip dari buku Tokoh-Tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah yang ditulis Syaikh Muhammad Sa'id Mursi dan diterjemahkan Khoirul Amru Harahap Lc dan Achmad Faozan Lc.

Pada saat Umar bin Al Khattab melakukan kunjungan resmi ke Syam, ia singgah di Himsh.

Kemudian Umar bin Al Khattab menyuruh para pembantunya untuk mendata penduduk miskin di wilayah tersebut. Setelah terdata ternyata Sa'id bin Amir termasuk salah satu diantaranya.

Melihat kenyataan itu, Umar bin Al Khattab meneteskan air mata dan memberi Sa'id bin Amir 1.000 Dinar. Ketika mengambil uang tersebut Sa'id bin Amir mengucapkan, "Innalillahi wa inna ilaihi rojiun."

Istrinya berkata, "Apa yang terjadi kepadamu wahai suamiku" Apakah Amirul Mukminin meninggal dunia?" 

Sa'id bin Amir menjawab, "Bahkan musibahnya lebih besar dari itu."

Istrinya bertanya lagi, "Lantas apa yang terjadi padamu?" 

Sa'id bin Amir menjawab, "Dunia telah menghampiriku dan cobaan berat telah datang kepadaku."

Setelah itu, Sa'id bin Amir mengambil uang tersebut dan membagikannya kepada fakir miskin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement