REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI menyelenggarakan kegiatan Pengimbasan Program Training of Trainers (ToT) Pengajar Al-Qur’an Isyarat 2024 di SLBN 4 Koja, Jakarta Utara.
Kegiatan ini diikuti 52 murid tuna rungu dari tingkat SD hingga SMA, dengan pendampingan langsung oleh Ustaz Achmad Mubarok, S.Pd.I., alumnus Program ToT BAZNAS di Yayasan Pesantren Bina Cendekia, Jakarta. Turut hadir Wakil Kepala Sekolah SLBN 4, Nur Asiah, S.Pd, serta perwakilan Divisi Dakwah Pendidikan BAZNAS RI.
Pengimbasan ini menjadi langkah nyata BAZNAS dalam memperluas jangkauan dakwah inklusif, agar pembelajaran Alquran dapat diakses seluruh lapisan masyarakat, termasuk para penyandang disabilitas rungu.
Pimpinan BAZNAS RI Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan Saidah Sakwan MA menyatakan, pengembangan program ini didorong oleh kepedulian terhadap akses pembelajaran agama yang adil dan menyeluruh bagi semua kalangan.
“Kami ingin memastikan hak untuk belajar Alquran tidak berhenti di batas kemampuan fisik. Melalui program ini, BAZNAS mendorong lahirnya ruang-ruang pembelajaran yang ramah bagi difabel, agar mereka pun bisa tumbuh sebagai generasi Qur’ani,” ujar Saidah dalam keterangan tertulisnya yang diterima Sabtu (23/8/2025).
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023, terdapat lebih dari 22 juta penyandang disabilitas di Indonesia, sekitar 1,8 juta di antaranya penyandang tuna rungu. Angka ini jadi pengingat bahwa kebutuhan akan pendidikan Islam yang inklusif sangat mendesak.
Mengutip sabda Rasulullah SAW, “Sebaik-baik kalian adalah yang belajar Alquran dan mengajarkannya” (HR. Bukhari), Saidah menyampaikan, inisiatif ini bagian dari semangat BAZNAS memperluas syiar dakwah yang menyentuh semua kalangan, tanpa terkecuali.
Saidah memaparkan, sejak digulirkan pada 2024, Program ToT Pengajar Al-Qur’an Isyarat telah menjangkau 34 titik di 28 provinsi, dengan total peserta mencapai 1.036 orang.
“Para peserta terdiri atas guru SLB, komunitas difabel, serta guru agama yang memiliki kepedulian terhadap penyebaran ilmu Alquran di kalangan difabel,” jelasnya.
Ia berharap program ini tidak hanya berhenti di ruang kelas tetapi menjadi gerakan dakwah yang menumbuhkan kepedulian dan kesetaraan dalam pendidikan Islam.
BAZNAS RI akan terus mendorong pelibatan masyarakat dalam mendukung dakwah inklusif melalui zakat, infak, dan sedekah. Program ini menjadi salah satu wujud dari peran zakat dalam membangun peradaban yang adil, terbuka, dan penuh kasih sayang.