Rabu 20 Aug 2025 15:59 WIB

Akhlak Nabi di Kala Perang dan Menang

Rasulullah SAW menjadikan kemenangan sebagai momentum mengajarkan akhlak.

ILUSTRASI Nabi Muhammad SAW dan kaum Muslimin raih kemenangan sehingga fath Makkah berlangsung.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
ILUSTRASI Nabi Muhammad SAW dan kaum Muslimin raih kemenangan sehingga fath Makkah berlangsung.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam buku Muhammad: His Character and Conduct (2003), Adil Salahi memaparkan tentang budi pekerti Nabi Muhammad SAW di masa peperangan. Pada dasarnya, Rasulullah SAW memaklumkan perang hanya sebagai siasat mempertahankan diri kolektif umat Islam dari serangan militer kaum kafir.

Tidak pernah satu pun perang di masa hidup Rasulullah menjadi jalan penjajahan kaum Muslim atas non-Muslim. Pasca Perang Badar, misalnya, Allah meletakkan kemenangan di atas kubu Muslimin. Pasukan Islam mendapati 70 tawanan perang.

Baca Juga

Hal pertama yang diutamakan Rasulullah SAW adalah soal akhlak. Saat ditanya apakah yang harus dilakukan terhadap para tawanan, Rasulullah SAW menjawab perlakukanlah mereka dengan baik. Jangan menyiksa mereka. Berikanlah makanan dan minuman kepada mereka secara saksama.

Pemimpin paripurna ini lebih memilih memaklumkan tebusan kepada pihak musuh untuk menebus beberapa dari mereka. Sejumlah tawanan yang bisa membaca dan menulis justru hanya diperintahkan untuk menebus kebebasannya dengan mengajarkan literasi kepada anak-anak Muslim.

Rasulullah SAW juga menjadikan kemenangan sebagai momentum mengajarkan akhlak kepada umat manusia. Sebelumnya, kaum Quraisy mengalami degradasi moral yang luar biasa karena tidak bisa menggempur kekuatan pasukan Islam. Sebaliknya, kekuatan militer Madinah semakin jauh melampaui Makkah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement