REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV— Menteri Keuangan sayap kanan Israel Bezalel Smotrich meremehkan protes di Israel terhadap pemerintah dan ancamannya melumpuhkan perekonomian.
Dikutip Aljazeera, Ahad (18/8/2025) Smotrich mengatakan demonstrasi tersebut didukung oleh organisasi sayap kiri yang berupaya menjatuhkan pemerintah sayap kanan dan mengeksploitasi keluarga para tahanan.
Dia menegaskan Israel tidak boleh berhenti dan harus terus berjuang hingga Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) benar-benar musnah.
Menteri Keamanan Itamar Ben-Gvir mengatakan para pengunjuk rasa yang memblokir jalan-jalan utama di Tel Aviv pagi ini dan berkumpul di depan rumah-rumah menteri untuk memprotes perang yang sedang berlangsung di Jalur Gaza telah membuat Israel menjadi lemah.
Menteri Kebudayaan dan Olahraga Micky Zohar mengkritik demonstrasi yang menuntut kesepakatan pertukaran. Dia menyebut memblokir jalan dan mengganggu kehidupan warga Israel adalah kesalahan besar dan merupakan hadiah bagi musuh.
Sebaliknya, pemimpin oposisi Israel Yair Lapid menegaskan bahwa protes akan terus berlanjut sampai semua tahanan dikembalikan ke rumah mereka melalui kesepakatan pertukaran yang komprehensif dan berakhirnya perang.
Dia menekankan pemerintah tidak berhak mengorbankan mereka demi melanjutkan apa yang dia gambarkan sebagai upaya militer.
BACA JUGA: Perang Iran Israel Segera Meletus dalam Skala Lebih Besar dan Mengerikan?
Pihak oposisi dan keluarga tahanan menuduh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyabotase perundingan pertukaran tahanan dengan Hamas karena alasan politik terkait ancaman politikus sayap kanan untuk membubarkan koalisi pemerintahan di tengah nafsunya untuk tetap berkuasa.
Hamas telah berulang kali menyatakan kesediaannya untuk membebaskan tahanan Israel "dalam satu kelompok" dengan imbalan diakhirinya agresi, penarikan tentara Israel dari Gaza, dan pembebasan tahanan Palestina.
הפגנת הענק של מטה משפחות החטופים על רחוב שאול המלך
צילום: @haim_goldberg pic.twitter.com/eC5MeYDQ1V
— Bar Peleg (@bar_peleg) August 17, 2025