REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Mengapa Allah SWT membiarkan para pelaku kebatilan, kezaliman, dan kerusakan merajalela di muka bumi menindas orang-orang yang tertindas, teraniaya, dan terpinggirkan serta menebar permasalahan di tengah-tengah umat? Mengapa Allah SWT tidak membalas mereka seketika itu juga?
Jawaban atas pertanyaan ini, secara prinsip pada dasarnya sudah dijelaskan dalam Alquraan. Beberapa ayat Alquran dan hadits menjelaskan hikmah di balik fakta tersebut?
Pertama, Allah SWT mentakdirkan kelangsungan hidup kebatilan dan para pengikutnya karena Dia Maha Pengasih dan Maha Bijaksana.
Dia memberi jeda kepada para penindas, tiran, dan orang-orang yang sombong, dan tidak menghukum mereka secara langsung, tetapi bersabar terhadap mereka agar orang-orang yang berbuat zalim bertaubat dari kedurhakaan, kezaliman, dan kekufuran.
إِنَّ ٱلَّذِينَ فَتَنُوا۟ ٱلْمُؤْمِنِينَ وَٱلْمُؤْمِنَٰتِ ثُمَّ لَمْ يَتُوبُوا۟ فَلَهُمْ عَذَابُ جَهَنَّمَ وَلَهُمْ عَذَابُ ٱلْحَرِيقِ
"Sesungguhnya orang-orang yang mendatangkan cobaan kepada orang-orang yang mukmin laki-laki dan perempuan kemudian mereka tidak bertaubat, maka bagi mereka azab Jahannam dan bagi mereka azab (neraka) yang membakar.” (QS al-Buruj: 10).
BACA JUGA: Mengapa Orang Yahudi Menganggap Malaikat Jibril Musuh Bagi Mereka?
Kedua, Allah menguji orang-orang yang benar atas perlakuan orang-orang yang batil, menguji kesabaran, keimanan dan keyakinan mereka. Jika ada kesabaran, maka akan ada segala sesuatu yang baik bersamanya.
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ حَتَّىٰ نَعْلَمَ ٱلْمُجَٰهِدِينَ مِنكُمْ وَٱلصَّٰبِرِينَ وَنَبْلُوَا۟ أَخْبَارَكُمْ
“Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kamu agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu, dan agar Kami menyatakan (baik buruknya) hal ihwalmu.” (QS Muhammad: 31)
