REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM— Otoritas Palestina (PA), Hamas dan negara-negara Arab menyambut baik pengumuman Presiden Prancis Emmanuel Macron yang secara resmi akan mengakui Negara Palestina pada September. Sementara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang sedang dicari oleh Mahkamah Pidana Internasional atas kejahatan perang di Gaza, mengecam langkah tersebut, seperti halnya Amerika Serikat.
Wakil Presiden Palestina Hussein al-Sheikh mengatakan posisi ini mewakili komitmen Prancis terhadap hukum internasional dan dukungannya terhadap hak-hak rakyat Palestina untuk menentukan nasib sendiri dan pendirian negara merdeka. Sementara itu, Hamas mengatakan keputusan Macron merupakan langkah positif ke arah yang benar menuju keadilan bagi rakyat Palestina yang tertindas.
Ini sekaligus menunjukkan perkembangan politik yang mencerminkan keyakinan internasional yang semakin besar akan keadilan perjuangan Palestina. Dia menyerukan kepada negara-negara lain, terutama negara-negara Eropa, untuk mengikuti contoh Prancis.
BACA JUGA: Presiden Pezeshkian Blak-blakan: Iran Siap Serang Israel, Penghentian Nuklir Ilusi Belaka
Gerakan ini juga menganggap bahwa langkah internasional tersebut merupakan tekanan politik dan moral terhadap pendudukan Israel. Sementara itu, dikutip dari Aljazeera, Jumat (25/7/2025), Arab Saudi menyambut baik langkah tersebut dengan mengatakan keputusan bersejarah ini menegaskan hak rakyat Palestina untuk mendirikan negara merdeka.
Dalam sebuah unggahan di Facebook, Kementerian Luar Negeri Arab Saudi memperbarui seruannya bagi negara-negara lain yang belum mengakui negara Palestina untuk mengambil langkah-langkah positif dan posisi serius dalam mendukung perdamaian dan hak-hak rakyat Palestina yang berdaulat.
View this post on Instagram