REPUBLIKA.CO.ID, TEGAL -- Prof Din Syamsuddin memandang, 'Aisyiyah terus membuktikan bahwa organisasi otonom (ortom) Muslimah ini mampu menyelenggarakan banyak amal usaha, baik dalam bidang pendidikan, layanan kesehatan, maupun pemberdayaan ekonomi. Karena itu, ortom ini dinilainya mampu menyaingi Muhammadiyah dalam fastabiq al-khairaat (berlomba-lomba di jalan kebajikan).
Hal itu disampaikan ketua umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah 2005-2015 tersebut saat membuka Peringatan Milad ke-108 'Aisyiyah yang diselenggarakan Pimpinan Daerah 'Aisyiyah Kota Tegal, Jawa Tengah, baru-baru ini. Din juga mengingatkan, 'Aisyiyah yang dahulu berbeda dengan yang disaksikannya sekarang.
Dahulu, lanjut dia, dalam lingkup warga Persyarikatan penyelenggaraan pendidikan dasar, menengah, dan tinggi hanya dilakukan oleh Muhammadiyah. Kini, 'Aisyiyah mulai pula menyelenggarakannya.
"Walaupun 'Aisyiyah dikenal sebagai ortom khusus Muhammadiyah, 'Aisyiah sebagai Kelompok Muhammadiyah Perempuan agaknya tidak mau hanya menjadi pendukung dari belakang atau samping belaka, tetapi ingin tampil di depan. Inilah yang saya proyeksi bahwa 'Aisyiyah tidak mustahil dapat menyaingi Muhammadiyah pada masa mendatang, baik dalam kuantitas lembaga maupun kualitasnya," ujar Din Syamsuddin, seperti dikutip Republika dari pernyataan tertulis, Selasa (22/7/2025).
Dalam bidang pendidikan, jelasnya, 'Aisyiyah tidak hanya mendirikan beberapa universitas serta puluhan akademi keperawatan dan kebidanan. Ortom ini pun sudah membangun dan mengelola sekitar 100 SD, 20 SMP, dan 10 SMA.
"Ini merupakan prestasi yang membanggakan," ucap mantan ketua umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu.
"Di beberapa tempat, rumah sakit 'Aisyiyah lebih unggul daripada RS yang dikelola oleh Muhammadiyah. Bahkan, banyak RS dan universitas Muhammadiyah yang dipimpin oleh anggota 'Aisyiyah," tambah Ketua Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan, itu.
