REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Apakah ibadah Muhammad SAW sebelum dijadikan oleh Allah Ta’ala sebagai utusan-Nya? Terkait ini, Ali bin Uqail menegaskan, “Rasulullah SAW sebelum diutus dan diberikan wahyu (oleh Allah) telah memeluk ajaran syariat Ibrahim yang masih murni.”
Adapun Abu Al-Wafa berkata, “Pendapat yang mengatakan bahwa beliau beribadah dengan syariat nabi sebelumnya masih diperdebatkan. Dengan syariat siapakah itu? Sebagian ulama mengatakan, khusus dengan syariat Nabi Ibrahim AS. Ini adalah pendapat asy-Syafi'i. Sebagian lagi berpendapat , beliau beribadah dengan syariat Nabi Musa kecuali pada apa yang telah di-nasakh pada syariat kita.”
Sementara itu, Imam Ahmad berpendapat dengan merujuk pada keterangan dari surah al-An’am ayat 90. Ayat itu berarti, “Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, maka ikutilah petunjuk mereka. Katakanlah, ‘Aku tidak meminta upah kepadamu dalam menyampaikan (Alquran).’ Alquran itu tidak lain hanyalah peringatan untuk segala umat.”
View this post on Instagram
Maknanya, Muhammad SAW sebelum diangkat menjadi nabi beribadah dengan segala ajaran yang murni dari syariat nabi-nabi Allah sebelumnya selama itu belum di-nasakh (diatur atau dibatalkan dalam syariat yang datang belakangan).
Dalam konteks historis, Ibnu Qutaibah memberikan penjelasan. Dia mengatakan, masyarakat Arab pada masa itu masih menganut sisa-sisa ajaran Nabi Ismail AS.
Misalnya, ritual haji, khitan, jatuhnya perceraian antara suami-istri dengan tiga kali talak, bolehnya rujuk bagi suami pada talak satu dan dua, mengganti hukuman jiwa dengan 100 ekor unta, mandi jinabat, atau mahram dengan sebab kerabat dan pernikahan.