Senin 07 Jul 2025 08:01 WIB

Keadilan Iklim untuk Semua: Kelompok Difabel Gelar Aksi Iklim Lintas Iman

Aksi iklim lintas iman menguatkan keberlanjutan.

 Muhammadiyah melalui Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah (NA) menggelar program Eco Bhinneka.
Foto: Republika/Muhyiddin
Muhammadiyah melalui Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah (NA) menggelar program Eco Bhinneka.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Sekitar 50 peserta dari Eco Bhinneka Muhammadiyah, HIDIMU (Himpunan Difabel Muhammadiyah) Pusat, dan GreenFaith melakukan aksi berjalan kaki bertajuk Walk for Peace and Climate Justice menapaki rute bersejarah di Jakarta. Aksi yang digelar Sabtu (6/7/2024) ini menegaskan keadilan iklim merupakan hak semua manusia, termasuk difabel dan kelompok rentan lainnya.

Dimulai dari Gereja Katedral Jakarta, rombongan berjalan melewati Terowongan Silaturahim dan Masjid Istiqlal, lalu berakhir di Pura Adhitya Jaya Rawamangun. Ketiga rumah ibadah ini menjadi simbol toleransi dan persatuan lintas iman, serta pengingat bahwa krisis iklim menuntut kerja sama dari semua pihak tanpa terkecuali.

Baca Juga

“Perdamaian akan terwujud bila keadilan lingkungan dan sosial dirasakan oleh semua warga, termasuk difabel dan kelompok rentan,” kata Direktur Eco Bhinneka Muhammadiyah dan Koordinator Nasional GreenFaith Indonesia Hening Parlan, dalam pernyataannya, Ahad (6/7/2025).

Tokoh lintas agama juga menyerukan kebersamaan. “Pancasila adalah napas bersama kita. Gerakan kecil seperti ini harus terus dihidupkan agar kemanusiaan yang adil dan beradab tidak hanya menjadi jargon, tetapi denyut nadi kehidupan sehari-hari," kata Romo Macarius Maharsono Probho, SJ.

Ketua Umum HIDIMU Fajri Hidayatullah menekankan keadilan iklim harus mencakup semua orang termasuk kelompok difabel. "Sahabat difabel harus dilibatkan sebagai bagian dari solusi," katanya.

Dukungan lingkungan juga berasal dari rumah ibadah. Gereja Katedral Jakarta menggunakan 30 persen energi surya dan menyediakan akses untuk penyandang disabilitas. Masjid Istiqlal memanfaatkan panel surya sejak 2021, mendaur ulang air wudlu, serta mengelola sampah dengan prinsip ramah lingkungan. Di Pura Adhitya Jaya Rawamangun, persatuan dan keberagaman ditegaskan sebagai kekuatan bangsa.

Ford Foundation memberikan dukungan penuh terhadap inisiatif yang sejalan dengan misi keadilan sosial dan iklim mereka. “Semoga kita bisa menciptakan bumi yang lebih damai dan inklusif," kata Farah Sofa dari Ford Foundation.

Momen puncak kegiatan ini pembacaan Deklarasi Orang Muda Lintas Iman untuk Keadilan Iklim dan Gender di Terowongan Silaturahim, ruang simbol yang menghubungkan Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral.

Deklarasi ini menetapkan empat komitmen: transformasi ekologis inklusif, penguatan kepemimpinan inklusif, solidaritas lintas iman untuk bumi, dan perlindungan kelompok rentan terutama difabel.

Deklarasi menjadi cerminan bahwa perjuangan iklim harus inklusif tanpa meninggalkan siapa pun, terutama anak muda, perempuan, dan difabel sebagai aktor utama perubahan. “Walk for Peace and Climate Justice bukan hanya simbol, tetapi langkah awal membangun harapan di tengah krisis,” tutup Hening Parlan.

Kegiatan ini didukung oleh Ford Foundation, UHAMKA, RSI Jakarta Cempaka Putih, serta tokoh agama lintas iman, dengan harapan menginspirasi persatuan Indonesia dalam merawat bumi sebagai rumah bersama. 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement