REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT— Sekretaris Jenderal Hizbullah Lebanon Naim Qassem mengatakan pada Ahad (5/7/2025) ancaman Israel tidak akan mendorong partainya untuk menyerah atau menyerahkan senjatanya sembari menegaskan mereka akan terus menghadapi Israel.
Berbicara pada sebuah upacara Asyura di pinggiran selatan Beirut, Qassem mengatakan Israel seharusnya diminta untuk menghentikan agresinya terhadap Lebanon, bukan meminta Hizbullah untuk menyerahkan senjatanya sementara agresi terus berlanjut.
"Kami menghadapi musuh Israel untuk membela negara kami dan akan terus berlanjut bahkan jika seluruh dunia bersatu untuk menghalangi kami," katanya dikutip dari Aljazeera, Ahad (6/7/2025).
Qassem mengatakan Hizbullah siap untuk perdamaian dan membangun Lebanon dan juga siap untuk konfrontasi membela negara.
Strategi pertahanan Lebanon dapat didiskusikan ketika tahap pertama perjanjian gencatan senjata yang mengakhiri konfrontasi antara Hizbullah dan Israel terpenuhi, katanya.
Penarikan Penuh
Sekretaris Jenderal Hizbullah menekankan Israel harus terlebih dahulu menerapkan ketentuan-ketentuan perjanjian gencatan senjata dengan menarik diri sepenuhnya dari Lebanon, menghentikan agresi dan mengembalikan para tawanan, dan kemudian beralih ke penerapan Resolusi 1701.
BACA JUGA: Pengakuan 5 Tentara Israel Ini Ungkap Kengerian Perang yang Mereka Alami di Gaza
Qassem mengatakan Hizbullah tidak akan menjadi bagian dari apa yang dia gambarkan sebagai legitimasi pendudukan di Lebanon dan tidak akan menerima normalisasi.
Hizbullah berperang dalam konfrontasi militer dengan Israel selama lebih dari satu tahun untuk mendukung Gaza, yang berakhir dengan kesepakatan gencatan senjata pada akhir November, namun serangan Israel ke Lebanon terus berlanjut, dengan sasaran anggota Hizbullah secara khusus.
الشيخ نعيم قاسم: نحن في لبنان نواجه العدو الإسرائيلي بالدفاع عن بلدنا ومقاومتنا، وهذا الدفاع سيستمر ولو اجتمعت الدنيا بأسرها، كيف لا تريدوننا أن نقف بهذه الصلابة والعدو لا زال يعتدي.#وقائع pic.twitter.com/EsjsIocThg
— وقائع (@waqa2e3) July 6, 2025