REPUBLIKA.CO.ID, TEHRAN— Wakil Komandan Koordinasi Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), Brigadir Jenderal Mohammad Reza Naqdi, memperingatkan bahwa setiap upaya untuk menyakiti ulama senior Iran akan memicu reaksi keras regional terhadap kepentingan Amerika Serikat.

Dalam sebuah pidato pada Sabtu (29/6/2025), dikutip dari Tehran Times, Naqdi mengeluarkan peringatan kepada Amerika Serikat dan Israel atas ancaman baru-baru ini terhadap Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatollah Seyyed Ali Khamenei dan para pejabat tinggi agama Syiah lainnya.

Naqdi mengecam pernyataan-pernyataan tersebut sebagai berbahaya, melanggar hukum, dan sama saja dengan terorisme yang disponsori oleh negara.

"Bahkan membayangkan agresi terhadap otoritas agama Syiah akan menempatkan setiap pejabat militer dan sipil Amerika di wilayah tersebut dalam bahaya," kata Naqdi.

Dengan merujuk langsung pada pernyataan terbaru Trump, dia menambahkan, "Karena kebodohannya, Trump gagal memahami makna pesan Grand Ayatollah al-Sistani, dan terus mengulangi ancaman konyolnya. Izinkan saya menjelaskan pesan itu dengan jelas: setiap tindakan agresi, baik berhasil maupun tidak, terhadap Marja Syiah mana pun akan memastikan bahwa tidak ada agen Amerika yang meninggalkan wilayah itu dalam keadaan hidup."

Dia lebih lanjut memperingatkan bahwa pengulangan retorika semacam itu, bahkan tanpa tindakan, tidak akan ada gunanya.

BACA JUGA: Serangan Rudal Iran Dahsyat, tapi Mengapa Korban Israel Sedikit? Ternyata Ini Penjelasannya 

Pernyataan tersebut muncul setelah ancaman provokatif yang dibuat oleh Menteri Perang Israel, Israel Katz, dalam sebuah wawancara dengan media Israel pada 26 Juni.

Katz secara langsung mengancam Ayatollah Khamenei dan mengungkapkan bahwa rezim Israel telah menyusun rencana pembunuhan terhadap Pemimpin Iran.

Ikuti Whatsapp Channel Republika