REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Pemimpin Revolusi Islam, Ayatollah Ali Khamenei, menyerukan kepada bangsa-bangsa dunia, khususnya negara-negara Muslim, untuk memutuskan hubungan politik dan dagang dengan Israel. Ini sebagai respons atas “kejahatan dan bencana mengerikan” yang dilakukan Israel di Gaza.
Dalam pertemuan dengan Presiden Masoud Pezeshkian dan anggota kabinetnya di Teheran pada hari Ahad (7/9/2025), Ayatollah Khamenei memuji upaya pemerintah selama perang 12 hari dengan Israel pada Juni 2025.
Pemimpin tertinggi Iran itu juga mengapresiasi kunjungan presiden baru-baru ini ke China, yang menurutnya telah membuka peluang politik dan ekonomi baru.
Ayatollah Khamenei menekankan bahwa penyelesaian tantangan ekonomi Iran tidak boleh bergantung pada perkembangan eksternal. “Semua orang yang benar-benar dan secara praktis memahami ekonomi sepakat bahwa produksi adalah kunci kemajuan Iran,” ujarnya, sambil menyerukan pasokan listrik tanpa gangguan ke unit-unit industri kecuali dalam keadaan darurat.
Ayatollah Khamenei juga mendesak para pejabat untuk memastikan pasokan barang-barang pokok yang andal, mengendalikan praktik mencari untung berlebihan dan inflasi, serta melindungi daya beli rumah tangga. “Bertindaklah sedemikian rupa sehingga rakyat dapat memperoleh sekitar sepuluh barang pokok tanpa khawatir akan kenaikan harga,” ujarnya.
Terkait masalah energi, Khamenei mengatakan bahwa metode dan peralatan usang telah mengurangi produksi minyak dan menyerukan penggunaan para pakar muda untuk meningkatkan ekstraksi dan ekspor. Ia juga menekan pemerintah agar mendiversifikasi pembeli minyak Iran.
Sumber: