Rabu 25 Jun 2025 18:54 WIB

Iran Tangkap 700 Orang Spionase: Ini Hukuman yang Menanti Mereka

Mereka dituduh melakukan operasi intelijen untuk Israel.

Rep: Fuji EP/ Red: A.Syalaby Ichsan
Spionase/seseorang mengintip (ilustrasi).
Foto: Freepik
Spionase/seseorang mengintip (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,TEHERAN — Pasukan intelijen Iran telah menangkap lebih dari 700 warga Iran yang dituduh bertindak sebagai agen untuk Israel selama 12 hari terakhir, demikian laporan Kantor Berita Fars yang berafiliasi dengan IRGC pada Selasa (25/6/2025).

Menurut laporan tersebut, penangkapan itu menargetkan apa yang digambarkan pihak berwenang sebagai jaringan spionase dan sabotase aktif yang mengintensifkan operasi setelah serangan Israel pada tanggal 12 Juni 2025, yang menewaskan beberapa tokoh militer dan nuklir senior Iran.

Baca Juga

Mereka yang dibunuh Israel termasuk komandan IRGC Hossein Salami dan Mohammad Bagheri, ilmuwan nuklir Ali Akbar Tehranchi, dan mantan kepala nuklir Fereydoon Abbasi, kata laporan itu, dikutip dari laman iranintl, Rabu (25/6/2025) 

Mereka yang ditahan dituduh melakukan operasi intelijen untuk Israel, termasuk mengendalikan kendaraan udara mikro (MAV) dan pesawat tak berawak bunuh diri, membuat bahan peledak rakitan, memotret instalasi militer yang sensitif, dan mengirimkan data ke pasukan Israel. Fars melaporkan, lebih dari 10.000 MAV disita di Teheran saja.

photo
Warga Iran sambil meneriakkan slogan-slogan anti AS dan Israel, di Teheran, Iran, Selasa, 24 Juni 2025. - (AP Photo/Vahid Salemi)

Penangkapan tersebut didasari pada informasi dari masyarakat dan operasi keamanan dan terkonsentrasi di provinsi Kermanshah (126 orang), Isfahan (76), Khuzestan (62), Fars (53), Lorestan (49), dan ibukota Teheran, di mana angka pastinya belum dirilis. Jumlah resmi tersebut tidak termasuk warga negara asing yang ditahan.

Pengadilan Iran mengumumkan bahwa tiga orang yang dihukum karena melakukan spionase untuk Israel, Majid Mosayebi, Esmail Fekri, dan Mohammad Amin Mahdavi-Shayesteh, telah dieksekusi dalam dua pekan terakhir.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement