REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN — Presiden Iran Masoud Pezeshkian berbicara melalui sambungan telepon dengan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman pada Selasa (23/6/2025) malam waktu setempat.
Dalam percakapan tersebut, Pezeshkian menuding keterlibatan Amerika Serikat (AS) dalam peristiwa-peristiwa terkini - termasuk penyerangan terhadap situs nuklir Iran - merupakan upaya mereka bersama rezim Zionis untuk menabur benih-benih perselisihan, perpecahan dan permusuhan di antara negara-negara Islam.
Presiden Pezeshkian menghargai sikap dan dukungan yang jelas dari Arab Saudi selama agresi militer rezim Israel terhadap Iran. Presiden menunjuk pada intervensi AS dalam perang antara Iran dan Israel, mencatat bahwa Republik Islam Iran terpaksa menyerang pangkalan AS di Qatar untuk menanggapi keterlibatan langsung Amerika Serikat dalam menyerang kedaulatan nasional dan integritas teritorial Iran.
Pezeshkian menegaskan, Iran tidak ingin berkonfrontasi dengan negara-negara tetangga dan negara-negara Islam mana pun. Dia menambahkan bahwa negaranya siap untuk menemukan solusi dengan Amerika Serikat dalam kerangka hukum dan peraturan internasional tentang hak (nuklir) Iran yang pasti.
Sementara itu, Putra Mahkota Saudi mencatat bahwa Arab Saudi adalah negara yang mengutuk agresi Israel terhadap Iran sejak awal. MBS menambahkan bahwa negaranya telah melakukan upaya maksimal dalam hal ini untuk menekan Israel agar mengakhiri konflik.
Mohammad bin Salman mengatakan, negaranya juga mengecam agresi AS terhadap Iran. Dia menekankan bahwa Arab Saudi tidak akan membiarkan Israel, AS, dan negara lain mana pun menggunakan wilayah udaranya untuk menyerang Iran.
Putra Mahkota Saudi lebih lanjut berharap agar konflik tidak berlanjut dan Iran serta AS akan melanjutkan perundingan untuk menyelesaikan masalah yang menjadi perhatian.
