Kamis 19 Jun 2025 13:41 WIB

Putin: Iran Belum Meminta Bantuan Militer, tapi Ahli Nuklir Rusia Masih Berada di Bushehr

Iran tegaskan akan melawan jika diserang.

Presiden Rusia Vladimir Putin.
Foto: Vyacheslav Prokofyev, Sputnik, Kremlin Pool P
Presiden Rusia Vladimir Putin.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW— Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa sejumlah ahli Rusia masih berada di lokasi nuklir Bushehr, Iran, dan membantah bahwa Teheran telah meminta dukungan militer dari Moskow selama perang Iran-Israel.

Para ahli Rusia yang bekerja di fasilitas nuklir Bushehr di Iran berjumlah 250 orang dan dapat mencapai 600 orang, kata Putin pada Kamis (19/6/2025), dikutip dari Aljazeera, dalam sebuah pertemuan dengan para kepala kantor berita internasional di St Petersburg, dan menambahkan bahwa keselamatan mereka telah disepakati dengan Israel.

Baca Juga

Presiden Rusia menambahkan bahwa tidak ada klausul pertahanan dalam perjanjian kemitraan strategis yang ditandatangani antara Rusia dan Iran, dan mencatat bahwa pihak berwenang Iran belum meminta bantuan militer dari Moskow.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa dia "bahkan tidak ingin membahas" kemungkinan pemimpin Iran Ali Khamenei dibunuh oleh Israel atau Amerika Serikat, sebagai tanggapan atas sebuah pertanyaan dalam sebuah pertemuan dengan para editor senior dari berbagai organisasi media di sela-sela sebuah forum ekonomi.

Putin menekankan bahwa "solusi" yang cocok untuk Israel dan Iran dapat ditemukan yang akan menjamin kepentingan kedua belah pihak, sehingga kepentingan nuklir Iran dapat dijamin dan kekhawatiran Israel dapat diredakan.

Rusia secara historis menikmati hubungan baik dengan Israel, di mana terdapat komunitas berbahasa Rusia yang besar, tetapi serangan Rusia di Ukraina yang dimulai pada 2022 dan perang Israel di Gaza, yang dikecam oleh Moskow, telah memperlemah hubungan. Sementara Rusia telah berusaha untuk memperkuat hubungan dengan Teheran dalam beberapa tahun terakhir.

Putin menawarkan mediasi negaranya pada Jumat, pada hari pertama konfrontasi antara Israel dan Iran, dan Kremlin mengulangi tawaran ini pada Rabu, tetapi Uni Eropa menerima proposal itu dengan hangat, mengingat Rusia "tidak bisa menjadi mediator yang obyektif."

photo
Infografis Rusia-Iran Kerja Sama, AS Ketar Ketir - (Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement