REPUBLIKA.CO.ID, WINA—Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengatakan, terdapat indikasi bahwa bagian bawah tanah situs nuklir Iran di wilayah Natanz terdampak akibat serangan Israel. Sebelumnya IAEA sempat menyampaikan belum memperoleh bukti terkait imbas agresi Israel terhadap fasilitas nuklir tersebut.
"Berdasarkan analisis lanjutan dari citra satelit resolusi tinggi yang dikumpulkan setelah serangan Jumat, IAEA telah mengidentifikasi elemen tambahan yang menunjukkan dampak langsung pada ruang pengayaan bawah tanah di Natanz," kata IAEA lewat akun X resminya, Selasa (17/6/2025), dikutip laman Al Arabiya.
Meski demikian, IAEA belum memberikan penjelasan lebih mendetail terkait temuan tersebut. Dirjen IAEA Rafael Grossi mengatakan, dia bersedia untuk segera melakukan perjalanan ke Iran, tempat para inspektur lembaga tersebut hadir.
Natanz mengoperasikan hampir 70 kaskade sentrifus di dua pabrik pengayaannya, salah satunya berada di bawah tanah. Kaskade adalah serangkaian sentrifus, mesin yang digunakan untuk memperkaya uranium.
Pada Senin (16/6/2025) lalu, IAEA menyampaikan, mereka belum menemukan adanya indikasi bahwa situs Natanz terdampak serangkaian serangan udara Israel yang dimulai pada Jumat (13/6/2025). Dalam pernyataannya, Israel mengakui bahwa mereka membidik situs nuklir Iran dalam serangannya.