REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT — Akun intelijen open source (OSINT) X yang berfokus pada isu militer seputar wilayah Timur Tengah dan Asia Barat, @METT_Project, memproyeksikan serangan rudal balistik Iran dapat mulai secara signifikan menembus jaringan pertahanan rudal Israel sekitar hari ke-18 serangan.
Dalam utas terperinci yang dibagikan pada Senin, akun tersebut memperkirakan bahwa Israel dan sekutu memiliki antara 950 dan 1.120 pencegat pertahanan rudal balistik (BMD), termasuk sistem Arrow-2 dan Arrow-3, baterai David's Sling, sejumlah peluncur THAAD yang ditempatkan di al-Naqab. Israel juga memiliki sistem pencegat SM-3 dan SM-6 di atas dua kapal perusak Angkatan Laut AS yang ditempatkan di dekatnya.
Berdasarkan data tersebut, analisis menyimpulkan bahwa upaya mempertahankan diri dari rentetan 50 hingga 70 rudal balistik Iran per hari akan memerlukan pengeluaran antara 72 dan 84 pencegat setiap hari. Analisis tersebut berasumsi, rata-rata 1,2 hingga 1,4 pencegat dibutuhkan per rudal.
Pertahanan rudal akan menunjukkan ketegangan antara hari ke-10-15. Tingkat konsumsi ini, menurut proyeksi akun tersebut, kasus terbaik untuk pihak Israel, akan mengakibatkan jaringan pertahanan Israel menunjukkan tanda-tanda ketegangan antara Hari ke-10 dan ke-15.
Pada hari ke-18, serangan rudal terus menerus berpotensi menunjukkan keretakan besar dalam pertahanan berlapis. Pada hari tersebut, sistem pertahanan udara Israel akan mendekati titik kritis di mana penetrasi rudal harian akan meningkat.
Sementara itu, zona prioritas akan menerima perlindungan yang berkurang. Tanpa pasokan ulang darurat, jaringan akan menghadapi pengurangan progresif, membuatnya semakin rentan terhadap rudal salvo yang berkelanjutan.
The Iron Dome can't stop this.pic.twitter.com/ZfL9l3Srle
— Jackson Hinkle (@jacksonhinklle) June 16, 2025