REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN — Kementerian Kesehatan Iran mengumumkan pada Ahad (15/6/2025) malam, setidaknya ada 224 warga sipil telah gugur sejak dimulainya agresi Israel yang sedang berlangsung terhadap Republik Islam tersebut. Kementerian Kesehatan mengungkapkan, mayoritas korban adalah wanita dan anak-anak.
Pengumuman tersebut dilakukan menyusul serangan Israel yang terus berlanjut di beberapa kota Iran. Menurut para pejabat, sebagian besar serangan Israel menargetkan lingkungan permukiman.
Dalam sebuah pernyataan yang dilaporkan oleh media Iran, juru bicara Kementerian Luar Negeri Esmail Baghaei menuduh pendudukan Israel melancarkan kampanye misinformasi yang bertujuan untuk menggambarkan serangannya sebagai serangan yang tepat dan terbatas pada target militer.
"Kenyataannya adalah sesuatu yang sama sekali berbeda," kata Baghaei, yang mengungkapkan bahwa "hanya dalam tiga serangan, lebih dari 70 wanita dan anak-anak tewas,"ujar dia dikutip dari laman Al Mayadeen.
Ia menambahkan bahwa di lingkungan Chamran di Teheran utara, sepuluh anak masih terkubur di bawah reruntuhan bangunan permukiman yang menjadi sasaran, dari 20 anak yang dipastikan terperangkap selama serangan udara tersebut. Upaya penyelamatan sedang berlangsung, tetapi belum ada jenazah yang ditemukan dari lokasi tersebut.
Baghaei menambahkan, "Pendudukan benar tentang satu hal: serangannya tepat, tetapi justru ditujukan kepada wanita dan anak-anak." Dia pun mencela pemboman tersebut sebagai kelanjutan dari "kebrutalan rezim yang biasa terjadi."