REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memperingatkan, Iran akan menghadapi "kekuatan penuh" militernya bila sampai Teheran berani menyerang pangkalan militer AS di Timur Tengah.
Ia juga menegaskan kembali, Washington tidak terlibat dalam serangan Israel sejak Jumat (13/6/2025) lalu hingga kini terhadap wilayah Iran, termasuk yang menarget fasilitas nuklir dan intelijen setempat.
"AS tidak ada hubungannya dengan serangan (Israel) terhadap Iran malam ini. Jika kami diserang dalam bentuk apa pun oleh Iran, kekuatan penuh dan kedahsyatan Angkatan Bersenjata AS akan menghantam kalian pada level yang belum pernah kami tunjukkan sebelumnya," kata Trump via akun media sosial Truth Social miliknya, dikutip Arab News, Ahad (15/6/2025).
Ia menambahkan, AS mendorong kedua belah pihak agar segera berunding, alih-alih melanjutkan saling berbalas serangan. Menurut dia, eskalasi di Timur Tengah harus segera mereda, yakni dengan perundingan antara Israel dan Iran.
"Kita dapat dengan mudah mencapai kesepakatan antara Iran dan Israel, dan mengakhiri konflik berdarah ini!!!" tulis Trump.
Israel minta bantuan
Axios mengutip beberapa sumber Israel pada Ahad (15/6/2025), Tel Aviv tidak memiliki kemampuan untuk menembus kompleks pengayaan uranium Iran di Fordow yang terletak di bawah pegunungan. Alhasil, rezim zionis ini 'membutuhkan bantuan AS."
Seorang pejabat AS, menurut Axios, mengonfirmasi bahwa Washington diminta Israel untuk bergabung dalam operasi militer demi menghantam Iran. Bagaimanapun, Donald Trump enggan mempertimbangkannya.
Sementara, mengutip keterangan sumber Israel, Axios melaporkan bahwa sebelumnya Trump mengatakan kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu ihwal kemungkinan keterlibatan AS "jika diperlukan."
Ditanya perihal kabar ini, seorang pejabat Gedung Putih membantah laporan Axios itu. Washington telah berulang kali menegaskan bahwa Israel bertindak sendirian dalam operasi militer terhadap Iran.
View this post on Instagram