Kamis 12 Jun 2025 15:03 WIB

7.000 Aktivis pro-Palestina Global March to Gaza, Ini Kata Menhan Israel

Para aktivis ingin mencapai perlintasan Rafah melalui jalur darat.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
Tentara Israel mengerjakan tank dan APC di area persiapan dekat perbatasan dengan Jalur Gaza, di Israel selatan, Kamis, 15 Mei 2025.
Foto: AP Photo/Ariel Schalit
Tentara Israel mengerjakan tank dan APC di area persiapan dekat perbatasan dengan Jalur Gaza, di Israel selatan, Kamis, 15 Mei 2025.

REPUBLIKA.CO.ID,GAZA -- Menteri Pertahanan Israel, Katz mengatakan pada Rabu (11/6/2025) bahwa Mesir diperkirakan akan menghalangi Pawai Global untuk Gaza (Global March to Gaza) agar tidak mencapai perbatasan Mesir dan Gaza.

Lebih dari 7.000 aktivis pro-Palestina dari Mauritania, Maroko, Aljazair, Tunisia, dan Libya telah memulai konvoi protes pada hari Senin, dengan tujuan untuk mencapai perlintasan Rafah melalui jalur darat.

Baca Juga

Konvoi 300 kendaraan berangkat dari Tunis pada Senin pagi, sebelum melintasi perbatasan Libya pada Selasa. Konvoi ini diperkirakan akan memasuki Mesir pada Kamis dan mencapai Rafah beberapa hari kemudian.

Pihak penyelenggara mengatakan, konvoi Soumoud bertujuan untuk membawa makanan dan bantuan kemanusiaan ke Gaza dan membuka koridor kemanusiaan, dikutip dari laman The Jerusalem Pos, Kamis (12/6/2025).

Menurut kelompok-kelompok yang berpartisipasi, dokter, mahasiswa, pengacara, dan masyarakat biasa ikut dalam konvoi tersebut, yang merupakan bagian dari Pawai Global menuju Gaza yang dijadwalkan pada 15 Juni 2025, di mana 2.500 aktivis dari lebih dari 50 negara berencana melakukan pawai dari El-Arish di Mesir ke Rafah di Gaza.

Menteri Pertahanan Israel, Katz mengatakan bahwa Mesir harus menghentikan para aktivis pro-Palestina untuk mencapai perbatasan, di mana mereka akan membahayakan nyawa para penjaga perbatasan IDF, dan juga nyawa mereka sendiri.

Menteri Pertahanan Israel menyebut para aktivis pro-Palestina sebagai jihadis, dan mengatakan bahwa mereka juga akan membahayakan stabilitas rezim Mesir yang berkuasa dan pemerintah Arab moderat lainnya di wilayah tersebut.

Lebih lanjut, Katz mengatakan bahwa kelompok pro-Palestina tersebut memiliki tumpang tindih ideologis dengan Hamas dan tidak hanya berusaha untuk membantu bantuan kemanusiaan, tetapi juga membantu Hamas dalam perjuangannya untuk terus menjadi penguasa Gaza.

Israel Mengancam Mesir dan Aktivis Pro Palestina

Selain itu, Katz mengklarifikasi bahwa jika Mesir gagal menghentikan kelompok pro-Palestina tersebut, tentara Israel (IDF) akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mencegah mereka memasuki Gaza.

Pawai ini berjarak 48 km dan akan berlangsung selama tiga hari, menurut kelompok-kelompok yang mengorganisirnya, seperti Koordinasi Aksi Bersama untuk Palestina di Tunisia dan Libya untuk Palestina.

The Global Marchers menyatakan bahwa mereka merencanakan kunjungan singkat di Rafah, dari tanggal 15-19 Juni 2025, namun hal ini akan tergantung pada otorisasi dari pemerintah Mesir.

“Kami bertujuan untuk menegosiasikan pembukaan terminal Rafah dengan pihak berwenang Mesir, bekerja sama dengan LSM, diplomat, dan lembaga kemanusiaan,” kata mereka.

Baik konvoi maupun pawai menuju Gaza telah dipublikasikan secara luas di antara kelompok-kelompok pro-Palestina di seluruh dunia. Mahasiswa untuk Keadilan di Palestina (SJP) Amsterdam mengatakan akan bergabung dengan pawai tersebut, dan meminta dukungan dana untuk terbang ke Kairo

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement