REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, mendesak Pemerintah Mesir agar memblokir dua konvoi aktivis pro-Palestina yang berencana menuju ke perbatasan Rafah. Arak-arakan ribuan orang ini berencana menembus Jalur Gaza melalui perbatasan yang memisahkan wilayah Mesir dan Palestina. Itu dilakukan demi menyalurkan bantuan kemanusiaan bagi para korban genosida.
Israel Katz menuding, inisiatif "Global March to Gaza" itu adalah bagian dari "kelompok jihadis." Ia juga menuntut Kairo agar para relawan ini jangan sampai mendekati Rafah, apalagi memasuki Jalur Gaza via perbatasan Mesir.
"Saya mau pihak berwenang Mesir untuk mencegah kedatangan para pengunjuk rasa jihadis di perbatasan Mesir-Israel dan tidak mengizinkan mereka melakukan provokasi atau mencoba memasuki Gaza,” ujar Israel Katz, dikutip dari laman The New Arab, Kamis (12/6/2025).
Pejabat zionis ini mengeklaim, konvoi yang diikuti warga sipil dari lebih 80 negara itu akan membahayakan militer Israel.
The New Arab melaporkan, pada Rabu (11/6/2025), konvoi "Global March to Gaza" telah mencapai ibu kota Libya, Tripoli. Mereka menempuh jalur darat, bahkan ada yang berjalan kaki, untuk bisa tiba di Rafah. Tujuannya mematahkan blokade Israel atas wilayah Palestina, khususnya Jalur Gaza.
Konvoi ini juga dinamakan "Soumoud", yang berarti 'ketabahan' dalam bahasa Arab. Mereka meninggalkan Tunis, Tunisia, dengan menggunakan bus dan mobil pada Senin lalu, dengan harapan dapat melewati Libya dan Mesir.
Secara resmi, Pemerintah Mesir belum memberikan izin perjalanan kepada penyelenggara konvoi ini untuk mereka bisa mencapai Gaza. Pada Rabu (11/6/2025), Kairo menyatakan pada bahwa pihaknya mendukung upaya-upaya untuk menekan Israel agar mencabut blokade di Jalur Gaza.
