REPUBLIKA.CO.ID, GAZA- "Pinggangnya diranjau... Dan meledak. Itu bukan kematian atau bunuh diri. Itu adalah cara Gaza untuk menyatakan bahwa dia layak untuk hidup."

"Ini bukan sihir atau keajaiban, ini adalah senjata Gaza untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dan kehabisan tenaga musuh."

Begitulah penyair Palestina Mahmoud Darwish menggambarkan Gaza, dikutip dari Aljazeera, Rabu (11/6/2025), seakan-akan dia meramalkan adegan seorang pejuang perlawanan yang berani muncul dari reruntuhan untuk menanam alat peledak tepat di bawah tank Merkava dan meledakkannya di jantung pertempuran.

Adegan itu didokumentasikan oleh kamera penjajah Israel, dan dalam beberapa jam kemudian, adegan itu menjadi ikon yang dibagikan secara luas di media sosial.

Turnamen ini didokumentasikan oleh lensa musuh

Para tweeps mengatakan bahwa angka nol tidak ada artinya dalam persamaan olahraga, tetapi di Gaza, angka nol mengguncang armada-armada ketidakadilan, dan membuat sebuah persamaan baru untuk kejuaraan ini.

Video yang menyebar seperti api ini menunjukkan seorang pejuang perlawanan menyelinap keluar dari reruntuhan, menentang pengepungan, penargetan dan sistem pemantauan terbaru.

Lalu menempatkan alat peledak di bawah "Merkava" sebelum menarik diri dengan penuh keberanian dan meledakkannya dengan akurasi yang luar biasa, di jantung Gaza utara.

Mengomentari adegan tersebut, para tweeps menulis: "Di Gaza, angka nol memiliki nilai yang tidak diukur dengan angka, tetapi dengan keberanian dan keyakinan. Pada saat itu, makna kepahlawanan dan pembangkangan dirangkum."

Yang lain menambahkan: "Seorang pejuang perlawanan yang kelaparan, dikelilingi oleh pesawat dan rudal paling mematikan, muncul dari bawah reruntuhan untuk menanam dan meledakkan sebuah alat. Apakah orang-orang ini tak terkalahkan atau menyerah?"

Ikuti Whatsapp Channel Republika