REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Samudra Hindia jalur laut yang sangat penting karena menjadi rute perdagangan dan transportasi internasional, serta menghubungkan berbagai benua dan wilayah. Jamaah haji dari Asia Tenggara juga berangkat ke Tanah Suci melalui jalur laut Samudra Hindia.
Samudra Hindia yang penting membuat Kesultanan Turki Utsmani dan Portugis bersaing untuk menguasainya. Turki Utsmani sebagai kekhalifahan juga merasa harus melindungi kesultanan-kesultanan Islam yang tersebar dan rute jamaah haji di Samudra Hindia.
Semenjak Vasco da Gama menemukan jalur baru menuju India di tahun 1498, aktivitas orang-orang Portugis semakin intensif di Samudera Hindia. Mereka memulai dengan aktivitas perdagangan, kemudian mulai mencari jalan untuk menerapkan sistem kolonialisme di wilayah tersebut.
Orang-orang Portugis memandang Muslim di wilayah setempat sebagai musuh bebuyutan dan selalu mencoba mengganggu mereka, karena perdagangan di wilayah ini telah lama dikuasai oleh Muslim, dikutip dari buku Turki Utsmani-Indonesia: Relasi dan Korespondensi Berdasarkan Dokumen Turki Utsmani yang ditulis Mahmet Akif Tarzi, Ahmet Ergun dan Mahmet Ali Alacagoz.
Pada masa itu, agama merupakan salah satu dasar yang menguatkan hubungan antara negara. Sementara, ada ingatan luka akibat perang salib antara umat Islam dan Nasrani yang belum hilang dari ingatan. Ditambah lagi dengan persaingan dagang antara Portugis dan Turki di wilayah Samudera Hindia, membuat permusuhan antara Portugis dan Turki seperti tidak pernah berakhir.
Penaklukan Mesir di tahun 1517 menjadikan Kekhalifahan Turki Utsmani resmi sebagai khalifah dunia Islam, yang bertugas melindungi seluruh Muslim. Namun pada masa ini juga, dominasi kekuatan Portugis di kawasan Samudera Hindia dan Atlantik semakin meningkat. Sehingga peperangan terhadap kehadiran Portugis pun dimulai.
Aktivitas militer Turki Utsmani di Samudera Hindia dimulai pada masa pemerintahan Sultan Sulaiman Kanuni, pengganti Salim I yang meninggal pada tahun 1520. Ekspedisi militer tersebut pada mulanya dilancarkan untuk mencegah Portugis menyerang kesultanan-kesultanan Islam yang wilayahnya kecil di sepanjang rute Samudra Hindia, dan untuk menjamin keamanan perjalanan ibadah haji, serta melindungi aktivitas perdagangan para pedagang Islam.
Pada Tahun 1525, Ibrahim Pasha, wazir Sulaiman Kanuni, datang ke Mesir. Dia memerintahkan untuk mengambil alih Pelabuhan Suez dan menjadikannya sebagai pangkalan mereka. Ibrahim Pasha mengutus Selman Reis ke Yaman untuk menghalangi aktivitas orang-orang Portugis di sana. Dalam laporannya, ia menjelaskan kondisi Samudra Hindia, kehadiran Portugis dan juga menyebutkan Sumatera dan Malaka sebagai pusat perdagangan rempah-rempah dunia.