Selasa 10 Jun 2025 19:22 WIB

Penjajah Deportasi Greta Thunberg, Delapan Menolak, Siap Lawan di Pengadilan

Delapan aktivis menolak menandatangani surat deportasi

Aktivis iklim Greta Thunberg berdiri di dekat bendera Palestina setelah menaiki kapal Madleen dan sebelum berlayar ke Gaza bersama dengan aktivis Koalisi Armada Kebebasan, berangkat dari pelabuhan Sisilia Catania, Italia, Minggu, 1 Juni 2025.
Foto: AP Photo/Salvatore Cavalli
Aktivis iklim Greta Thunberg berdiri di dekat bendera Palestina setelah menaiki kapal Madleen dan sebelum berlayar ke Gaza bersama dengan aktivis Koalisi Armada Kebebasan, berangkat dari pelabuhan Sisilia Catania, Italia, Minggu, 1 Juni 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Penjajah Israel mendeportasi aktivis iklim Greta Thunberg usai ditahan di atas kapal Madleen yang berlayar menuju Gaza untuk menyalurkan bantuan, ujar Kementerian Luar Negeri Israel pada Selasa (10/6/2025).

 

Baca Juga

"Greta Thunberg baru saja meninggalkan Israel dengan penerbangan ke Swedia (melalui Prancis)," kata kementerian tersebut dalam sebuah pernyataan di X, disertai dengan dua foto aktivis tersebut yang berada di dalam pesawat.

Rekaman video yang diedarkan oleh media Israel tentang Thunberg di dalam pesawat menunjukkan seorang pria Israel memanggilnya dengan hinaan khas Prancis.

Greta Thunberg merupakan satu dari  12 awak aktivis koalisi kemanusiaan yang menggunakan kapal Madleen untuk berlayar pada tanggal 1 Juni dari Italia dengan tujuan mematahkan pengepungan Israel di Gaza.

Pada Senin dini hari, pasukan Israel menyerbu kapal tersebut. Mereka membawa para aktivis ke pelabuhan Ashdod dan menahan mereka.

 

Setelah penyitaan, Freedom Flotilla Coalition (FFC), pihak yang menyelenggarakan pelayaran tersebut, mengatakan bahwa mereka segera berusaha menemukan para aktivis setelah kapal tersebut dicegat oleh pasukan Israel di perairan internasional secara ilegal.

Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz mengatakan, dia telah menginstruksikan pasukan penjajah untuk menunjukkan kepada para penumpang armada video tentang peristiwa 7 Oktober.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement