REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Imam al-Qurthubi dalam kitab At-Tadzkirah menuturkan sebuah kisah tentang bagaimana kematian pasti terjadi walaupun berbagai cara dilakukan demi menghindarinya.
Pada zaman Nabi Sulaiman AS, ada seorang pemuda yang sangat mencintai kehidupan duniawi. Karena itu, ia menjadi sangat takut pada kematian.
Suatu ketika, si pemuda mendatangi Nabi Sulaiman AS. Saat sedang mengobrol, datanglah sosok pria bertubuh kekar dan berkulit hitam legam.
Tanpa berkata apa pun, lelaki bertubuh tegap itu kemudian duduk dan menatap tajam si pemuda. Anak muda tersebut seketika gugup.
"Wahai Nabi Allah, siapakah dia?" tanya si pemuda kepada Nabi Sulaiman AS.
"Dia itu adalah Malaikat Maut," jawab sang nabi.
Paniklah si pemuda. "Aduhai, apakah malaikat maut hendak mencabut nyawaku!? Tolonglah aku," katanya memelas.
"Bagaimana caranya aku menyelamatkanmu?" tanya nabi yang juga putra Daud AS ini.
"Begini saja. Engkau menyuruh angin agar menerbangkanku ke India seketika!" ujar si pemuda.
Dalam pikirannya, India adalah negeri yang amat jauh sehingga tidak mungkin si pria misterius---yang adalah Malaikat Maut---dapat menyusulnya.
Akhirnya, Nabi Sulaiman AS memerintahkan angin agar menerbangkan si pemuda. Dalam waktu singkat, anak muda itu sampai di India.
Sesudah si pemuda pergi, Sulaiman bertanya kepada Malaikat Maut, "Mengapa engkau tadi menatap tajam kepadanya?"
"Wahai Nabi Allah, aku tadi merasa sangat heran. Sebab, aku diperintahkan untuk mencabut nyawanya di India, tetapi dia masih saja ada di sini."
View this post on Instagram
"Maka sesudah engkau perintahkan angin agar menerbangkannya ke India, aku pun mencabut nyawanya di sana," terang Malaikat Maut.
Hikmah kisah ini mengajarkan, betapa kematian adalah sesuatu yang pasti terjadi. Nabi Muhammad SAW bersabda, "Apabila Allah telah menetapkan seorang hamba meninggal di suatu tempat, Dia menjadikan baginya suatu keperluan yang membawanya ke sana" (HR Tirmidzi).